Semangat Arah Hidup Goals Berubah

Kisah ini dimulai Ketika seseorang yang bernama Anindya Amir Syarif Hidayat memulai bisnis dimasa SD-nya, masa dimana seorang anak masih memikirkan banyak bermain. Dari sinilah beliau secara tidak sadar mulai menemukan jatidirinya sebagai seorang pebisnis. Semasa Sd, beliau sering mencari celah dimulai dari berjualan barang-barang yang viral dimasanya, salah satunya adalah ikan hias. Beliau menjual ikan hasil perawatannya sendiri, lalu menjualnya ke teman-teman terdekatnya.

Dimulai dari ikan hias, lalu mulai merambah ke berbagai jenis ikan yang lainnya. Dan pernah pada satu waktu, beliau menjual ikan hasil mencari di selokan dekat rumah, lalu dengan modal menggganti nama ikannya, dan menjualnya ke temannya. Namun itu hanya berlangsung satu kali, karena beliau taakut dimarahi orang tuanya. Hasil dari berjualan berbagai jenis ikan tersebut pada akhirnya mencukupi untuk kebutuhan jajan dirinya sendiri. Pembeli pertama adalah kakak beradik yang rumahnya kebetulan berada di sebrang jalan rumah sang tokoh utama. Setelah itu, beliau berjualan dengan mengikuti trend yang ada. Semisal sedang trend bermain gangsing panggalan, maka beliau berjualan itu.

Lalu berlanjut di masa SMP. Beliau yang akrab dengan panggilan Anin, senang dengan dunia internet dan game online. Beliau senang dengan game point blank, dragon nest, dota 2 dan masih banyak lagi. Dari sinilah awal keinginannya untuk memulai bisnis terbangun. Beliau merasa bahwa bermain game online merupakan salah satu pemborosan, maka dari itu, beliau akhirnya mencoba mencari celah bisnis di dalam permainan yang dimainkannya. Dimulai dari menjual voucher game online, akun, gold, dan lainnya. Beliau juga menjual jasa joki di gamenya, itu semua semata-mata dilakukan hanya agar bermain game itu juga bisa menjadi manfaat bila digunakan dengan benar.

Di tahun kedua SMP, Anin sukses merangkul para siswa yang bermain game online, dan menjadikan lingkungannya menjadi target market yang sangat pontensial. dengan berbagai usaha yang dilakukannya, dan juga disupport oleh kedua orang tuanya, akhirnya Anin dapat membeli seperangkat computer gaming berharga 12 juta. Itu semua hasil dari usahanya dan dibantu orang tua. Usaha yang sukses tidak menjadikannya lalai dalam pelajaran, beliau semakin giat belajar, terlebih di bidang agama, sehingga dia tidak lupa dengan yang maha kaya dan maha mengabulkan do’anya. Beliau juga tidak sombong dengan kesuksesannya, beliau tetap bermain dengan teman-temannya, tidak bersikap acuh kepada teman yang memiliki ekonomi yang diatasnya, tetap bersikap zuhud, dan pada akhirnya beliau semakin dihargai dan dicintai banyak temannya.

Di tahun ketiga, tepatnya di kelas 9, beliau lebih memilih focus untuk belajar agama dan mempersiapkan diri menghadapi UAS, US, dan UN sebagai syarat kelulusan SMP. Segala yang berhubungan dengan game online dan bisnis mulai dikurangi intensitasnya. Dan atas hasil kesabarannya untuk membatasi bisnisnya, beliau bisa meraih hasil yang cukup memuaskan. Setelah lulus dari SMP, beliau mondok sekaligus mengkampanyekan anti gaming di lingkungan sekitarnya, di lain itu juga, beliau vakum dari dunia bisnis juga karena beliau ingin focus dengan memperdalam sekaligus memperbanyak ilmu agama yang nantinya akan menjadi pondasi dasar baginya

Singkat cerita, setelah lulus dari dunia perpondokan, beliau mengisi kekosongan waktunya dengan menjadi driver ojek online. Dimulai dari bulan Januari 2022, hingga terakhir on pada bulan Maret 2022. “Mengisi kekosongan kekosongan waktu, mencari ilmu jalanan sekaligus memantapkan jati dirinya” tungkasnya.

“Sebenarnya, setelah lulus dari pondok, saya ada rencana untuk lanjut kuliah di Madinah. Namun kembali lagi, everything has changed. Semangat arah hidup goals berubah.” Tambahnya.

Ditambah lagi, pada saat itu juga berbarengan dengan pandemic covid-19, yang menjadikannya semakin yakin bahwa dunia Pendidikan sedang kurang kondusif, sehingga dengan pilihan yang mantap, akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.

Pandemic yang berkepanjangan menjadikan banyak usahawan dan karyawan merugi. Ada yang di PHK, ada pula yang dengan terpaksa gulung tikar karena kurang mampu menanggulangi kerugian yang disebabkan oleh pandemic yang berkepanjangan. Namun tidak untuk Anin, yang justru melihat peluang dari adanya pandemic ini. Melakukan observasi dari berbagai cara dan metode, yang pada akhirnya menjadikan Anin untuk mantap berjualan masker.

Pada awal tahun 2022, Anin memilih untuk mendaftar ojek online untuk mengisi kegabutannya sembari melihat hiruk pikuk masyarakat dan bernostalgia Kembali pada masa-masa sekolah dahulu. Disamping itu juga untuk melihat seberapa efektifnya pekerjaan sebagai driver ojek online bila digunakan untuk pekerjaan utama sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setelah nonaktif menjadi driver ojek online, beliau sekarang memilih untuk membantu usaha ayahnya di berbagai bidang.

Muhammad Fajar pamungkas (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama