Tak pernah terbayangkan dalam
dirinya. Tiba-tiba dipanggil oleh pembawa acara untuk mendapatkan penghargaan dalam
prosesi Yudisium dan Pelepasan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto (FAI
UMP) dalam katagori penghargaan sebagai calon wisudawan yang bekerja sebelum
lulus bersama dengan 17 temannya yang lain. Ia hampir tidak pecaya bahwa ia
akan memperoleh penghargaan, sebab selama ini ia hanya menganggap diri sebagai
mahasiswa yang biasa-biasa saja.
Namanya Muhammad Dito Kris Andhika,
biasa dipanggil Dito. Saat ini ia telah bekerja di bagian Marketing Bank
Syariah Indonesia (BSI) Sudirman Purwokerto. Awal mula ia mengenal tempat
kerjasanya itu dimulai pada saat ia mengikuti Praktik Lapangan Keuangan Syariah
(PLKS) yang diselenggarakan oleh Prodinya yaitu Prodi Hukum Ekonomi Syariah
pada akhir tahun kemarin. Berhubung ada tawaran untuk melanjutkan durasi magang
yang awalnya hanya berlangsung 1 bulan, ia pun menambah durasi menjadi 3 bulan.
Pengalaman magang inilah yang
mengasah diri Dito untuk belajar lebih banyak sebagai seorang bankir syariah.
Maka, ketika ada lowongan pekerjaan sebagai marketing, Dito pun memberanikan
diri untuk mendaftar dengan berbekal jiwa nekat dan pengalaman magangnya. Dalam
proses seleksi tersebut, ia pun harus bersaing dengan pelamar lain yang sepengetahuannya
berjumlah 10 orang yang berasal di berbagai perguruan tinggi dan kemudian
tersaring menjadi 4 orang yang masuk ke fase wawancara.
Dalam proses seleksi pegawai
tersebut, para peserta harus melewati empat tahapan yaitu, mengerjakan soal
pilihan ganda (tes tertulis), wawancara dengan BSI Pusat (via Zoom), wawancara
dengan HRD BSI Area Purwokerto, dan wawancara dengan Costumer Banking Ritel
Manager (CBRM) BSI Purwokerto. Akhirnya, setelah mengikuti seluruh rangkaian seleksi
tersebut, Dito pun dinyatakan diterima bekerja di BSI—sebuah bank syariah terbesar
di Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada para
dosen di HES UMP yang mengajarkan untuk menghargai waktu dalam belajar dan bekerja.
Dan semoga saya selalu memenuhi target yang ditelah ditetapkan oleh bank di
tempat saya bekerja. Tentunya, ke depan UMP semakin mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang sesuai dengan kebutuhan zaman” ucap Dito. Ia sangat
mengenang secara baik masa-masa kuliahnya yang penuh dengan lika-liku, terutama
pada saat masa-masa sulit ketika Ayahnya wafat beberapa waktu lalu, sehingga menyebabkan
semangat dan nilai kuliahnya menurun. Ia semacam kehilangan pegangan hidup,
bahkan ia lebih sering keluar rumah dengan tujuan yang tidak jelas. Berkat dukungan
semangat dari ibu Safitri Mukarromah, S.Ag., M.Sy. selaku Kapodi Hukum Ekonomi
Syariah UMP ia pun mengumpulkan mental dan tenaga yang tersisa agar mampu
menyelesaikan kuliah.
Hal yang paling diingat oleh Dito
terhadap ibu Safitri adalah ketika ia dipanggil ke ruangannya. Ia semacam
diintimidasi (bukan lagi dimotivasi) untuk menjadi orang sukses dan mampu
menjadi contoh terhadap saudaranya, terlebih Dito sebagai anak pertama. Salah
satu pesan yang ia ingat dari ibu
Safitri adalah—untuk menjadi sukses salah satunya harus menyelesaikan kuliah.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan magang dan pembimbing skripsi ia dibimbing
langsung oleh ibu Safitri. Ia sangat bertema kasih sekali kepada Ibu Safitri.
Sebab ia tidak hanya mampu menjadi Kaprodi, tetapi mampu menjadi teman diskusi
yang baik kepada mahasiswa—dengan caranya sendiri.
Dalam menyelesaikan kuliahnya, Dito
mengambil judul skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Prodi Easy Wadiah
di Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Banyumas Purwokerto”. Dito mengambil
judul skripsi tersebut karena selaras dengan pekerjaannya. Ibaratnya, ia ingin
mengayuh perahu dua tiga pulau dapat terlampaui. Maka dengan demikian, ia dapat
menyelesaikan skripsi dan memberikan koreksi dan rekomendasi terhadap apa yang
ia kerjakan selama ini, sehingga strategi-strategi yang dilakukan dapat
memperoleh koreksi, evaluasi, dan rekomendasi secara akademik.
“Saya berterima kasih kasih kepada
UMP yang telah memberikan pembelajaran secara terbuka, berkualitas, dan dan
kontekstual di era digital” kenang Dito.