Hancurnya Masa Depan Pendidikan

Seperti yang diketahui, pendidikan merupakan pilar penting dalam negara. Pendidikan menjadi salah satu kunci utama majunya sumber daya manusia suatu negara, tetapi juga bisa menjadi kemunduran sumber daya manusia suatu negara. Tergantung dari seberapa sadar dan terbukanya mereka bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan negara.

Menurut Plato,  pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan jiwa dan raga individu dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan. Sedangkan Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses memperbaharui makna pengalaman, yang dapat terjadi secara bersamaan. Dimana proses tersebut melibatkan pengawasan dan perkembangan orang dewasa dan kelompok dimana mereka tinggal.

Dari sini dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan wadah atau cara yang memungkinkan perkembangan pikiran dan raga suatu individu sebagai proses dalam menambah pengalaman yang biasanya melibatkan orang lain yang paham untuk mengajarinya. Arti pendidikan ini sudah diketahui dengan jelas bahwa pendidikan memiliki beragam manfaat tidak hanya berdampak pada pemikiran, tetapi juga raga manusia itu sendiri.

Pendidikan sangat penting, bukan hanya untuk mengembangkan potensi diri dan mendapat pekerjaan, mengembangkan karir, tetapi untuk membuat individu menjadi lebih baik karena membuat kita beradab. Secara umum, pendidikan adalah fondasi budaya dan peradaban. Pendidikan memungkinkan kita untuk berpikir, menganalisis dan mengambil keputusan sebagai manusia. Penguatan karakter juga merupakan tujuan pendidikan, sehingga tercipta sumber daya manusia yang lebih baik. Efek langsung dari pendidikan adalah perolehan pengetahuan yang luas.

Pendidikan mengajarkan seorang individu pelajaran yang sangat penting tentang dunia disekitar mereka dan membentuk pandangan mereka tentang kehidupan. Pendidikan sejatinya datang dari pelajaran hidup manusia.  Melalui pendidikan, individu dapat menghapus konsep-konsep yang salah dari pikiran sebelumnya. Ini juga dapat membantu individu mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal di sekitar dan menghilangkan semua kebingungan. Seperti adanya penelitian atau pengamatan memungkinkan mereka untuk mendapat perspektif baru dalam lingkungan sekitar maupun ilmu eksak. Seseorang yang berpendidikan tinggi biasanya akan lebih pintar dalam memecahkan suatu masalah, karena ia telah mempelajari pendidikan sepanjang hidupnya.

Begitu besar dan dasarnya peran penting pendidikan bagi kemajuan suatu negara. Dalam prakteknya tidak mudah untuk menerapkan hal ini dilingkungan pendidikan, karena adanya beragam faktor yang melatarbelakangi perkembangan perilaku dan pikiran manusia.  Dalam mengajarkan hal-hal akademis, para guru memiliki beragam media pembelajaran, mulai dari pembahasan teori, teori lantas dilanjut praktek, hingga para murid yang dituntut untuk memperdalam materi dengan menjelaskannya didepan teman-temannya. Semua itu dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana mereka mampu menangkap dan memahami materi tersebut. Hal ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk menentukan media pembelajaran yang tepat. Apalagi seiring majunya teknologi, pembelajaran bisa dilakukan dimana saja, melalui laptop, ponsel, atau media lain. Tidak ada batasan dalam mengakses pendidikan.

Globalisasi yang terjadi saat ini memiliki keuntungan dalam hal pendidikan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tidak ada batasan bagi siapa saja untuk mengakses pendidikan, baik yang menggunakan bahasa ibu, bahasa nasional maupun internasional. Semua kesempatan terbuka lebar. Konsekuensinya, persaingan antar individu meningkat, karena dengan kemudahan ini mereka dituntut untuk banyak belajar dan memahami ilmu pengetahuan.

Tantangan pendidikan tidak hanya datang dari sana. Ada pula kondisi sebaliknya, dimana globalisasi yang terjadi saat ini membuat semakin tipisnya batas antara individu dengan individu yang lain, bahkan hingga kancah intermasional. Pertukaran informasi, budaya, kemudahan dalam mencari tahu, hingga kemudahan dalam memiliki ponsel membuat sedikit demi sedikit mempengaruhi bagaimana individu dapat bertindak. Segala kemudahan yang ditawarkan jika dimanfaatkan dengan baik, maka hasilnya bisa terlihat baik pula. Begitu juga dengan sebaliknya, apabila tidak bisa memanfaatkan dengan baik, maka individu bisa terjerumus ke hal negeatif tersebut.

Selain itu, kemudahan dalam mencari informasi saat ini membuat segala macam pengetahuan bertumpuk. Padahal, tidak semuanya bisa dipakai dan harus dipilah menjadi suatu hal yang bermanfaat. Ditambah dengan banyaknya anak muda yang mengalami FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan mereka untuk tidak mencoba suatu tren baru. Hal ini menyebabkan mereka akan meminggirkan apa saja dengan dalih ‘demi konten’.

Bidang yang terdampak dalam hal ini adalah dunia pendidikan. Apalagi dilihat dari kebanyakan anak muda atau generasi milineal yang memakai dan memanfaatkan teknologi ini. Pendidikan mengalami darurat pendidikan dari segi pemerataan  sekolah sampai pendidikan karakter setiap individu yang dinilai bergeser ke arah yang cukup memperihatinkan. Dunia pendidikan perlahan-lahan akan mengalami proses regresi (bukan kemajuan). Tentu bukan tanpa alasan keterbelakangan terjadi di masyarakat. Sedangkan masalah ini muncul karena kelalaian kita sendiri, seperti kurangnya disiplin, korupsi pemerintah untuk membela rakyat, penyalahgunaan aparatur yang menindas, maraknya koruptor yang menjadi tendensi pejabat dan buruknya moral anak muda. dapat ditemukan di mana-mana, oleh karena itu itu semua adalah manifestasi dari kegagalan sistem pendidikan kita.

Selain karena pengaruh teknologi, kemunduran ini juga dipengaruhi oleh sistem dan kualitas pendidikan. Karena kualitas pendidikan sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di negara maju, pendidikan berkualitas baik. Selain sumber daya manusia yang baik, negara-negara maju juga memiliki sistem pendidikan yang sangat baik. Misalnya di Finlandia, Belanda, Selandia Baru dan Kanada. Finlandia sendiri merupakan negara dengan kualitas terbaik di dunia. Berdasarkan hasil liga global yang dibuat oleh Pearson's Economist Intelligence Unit, Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Karena reformasi pendidikan masih terus dilakukan di Finlandia. Finlandia juga mewajibkan membaca buku seminggu dan menawarkan bimbingan belajar untuk anak-anak yang berpikir lambat atau menawarkan les privat. Jadi dengan hal yang sangat sederhana yaitu membaca buku setiap minggu, Anda juga dapat mengubah pola pikir anak-anak di tanah air dan juga meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Finlandia sangat menguntungkan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di negara tersebut. Tentunya setiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda, dan tidak semua memiliki sistem pendidikan yang sama. Tidak semua negara juga memperhitungkan sektor pendidikan. Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai bahan politik.

Menurunnya pendidikan karakter dan  kualitas pendidikan yang belum baik menjadi salah satu hal munculnya sebab lain, seperti kurangnya disiplin dikalangan peserta didik, guru atau orang lain yang ada di dunia pendidikan. Perlunya kebijakan yang tepat dalam mengatur hal ini. Tidak hanya dari segi mundurnya perilaku-perilaku yang seharusnya ditanamkan dilingkungan sekolah, ada ancaman lain yang bisa menghancurkan masa depan pendidikan. Pada akhir 2020, dirilis pernyataan bahwa rata-rata pendidikan sekolah menurun dari 7,9 menjadi 7,6 tahun. Jumlah putus sekolah dini juga meningkat, mencapai 24 juta siswa. Data ini masih perlu ditambahkan dengan proses pembelajaran yang sebenarnya terganggu. Ancaman ini cukup  menonjol terjadi pada pendidikan di pedesaan. Apalagi semenjak pandemi yang mengharuskan murid untuk belajar di rumah.  Beberapa bantuan sudah dikerahkan oleh pemerintah untuk menunjang sarana dan prasarana pendidikan.

Namun hal tersebut tidak bisa menutup kekurangan yang ada disana. seperti yang sudah diketahui, ketimpangan teknologi masih cukup tinggi yang membuat tidak semua daerah bisa merasakan kemajuan teknologi. Jadi, walaupun mereka diberi akses kuota belajar, bagaimana mereka akan menggunakannya jika alatnya saja tidak dimiliki? Bagaimana mereka bisa memanfaatkan bantuan dari pemerintah, sedangkan ponselnya tidak mereka miliki? Relaksasi penggunaan BOS juga tidak begitu berdampak.

Semua masalah ini akhirnya menyebabkan siswa dan orang tua berakhir mengabaikannya. Betapa tidak, siswa dari pedesaan sudah tidak mau lagi belajar. Ini adalah berita buruk dan tidak boleh dianggap sebagai dongeng.  Di beberapa tempat misalnya, orang tua lebih suka anaknya untuk bekerja di sawah atau ladang daripada mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sekolah selama masa di rumah saja.

Para siswa telah memutuskan untuk ikut menanam dan memanen tebu, bawang, dan kentang. Mereka memilih untuk mempekerjakan pekerja yang bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore dan kemudian bekerja lembur sampai jam 9 malam. Benar-benar tidak ada lagi waktu yang disisihkan untuk belajar. Di khawatirkan di sini adalah ketika siswa tidak mau sekolah karena godaan gaji. Ini semakin serius karena beberapa siswa mulai mengatakan bahwa impian mereka bukan lagi untuk pergi ke luar negeri, misalnya, tetapi untuk bekerja mengurus lahan.

Pendidikan tentunya menjadi hal penting dalam memajukan sebuah negara. Pendidikan menjadi fondasi dan pilar penting bagi sebuah negara. Namun, pada kenyataan banyak praktek-praktek yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Pendidikan karakter yang turun, tingkat disiplin yang melemah, dan kondisi yang mereka alami. Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin jika banyak sekolah yang kekurangan siswa. Hal ini akibat dari berkurangnya siswa yang akhirnya menuntaskan pendidikan.

Penulis : Ilham Budi Wibowo (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama