Ketidaksengajaan Itu Tidak Ada

Pagi ini (15/9/22) saya mendapatkan kesempatan bertemu dengan sahabat lama saya ketika berada di salah satu pondok pesantren yang ada di Yogyakarta, Indonesia. Beliau bernama Alfian Rifki Ramadhan atau saya biasa memanggil beliau dengan sebutan “Bang Al”. Setelah lulus dari pendidikannya kini beliau ,menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta atau sering kita sebut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ( UMY ) Fakultas Peternakan yang saat tulisan ini dibuat masih semester 3.

Di luar dari kesibukannya di dunia perkuliahan kini beliau sedang sibuk dengan hewan ternaknya. Diusianya yang kini terbilang muda atau lebihy tepatnya masih berumur 20 tahun beliau sudah memiliki pekarangan atau tanah seluas 12 x 6 M . Ya benar anda sedang tidak salah baca atau saya yang salah nulis, tanah tersebut beliau dapatkan karena hasil dari warisan alm. Ayahnya yang sudah meninggal beberapa tahun  lalu

Sudah satu tahun lebih beliau menekuni di bidang peternakan ini untuk saat ini ketika kita masih bertemu kemarin, beliau mngatakan kini sudah ada 2 ekor kambing, 11 ekor mentok, 3 ekor ayam, dan beberapa ekor kelinci yang beliau menyebutnya lupa mempunyai berapa ekor.  Dia melihat ada peluang usaha yang besar jika beternak mentok yang layak untuk dikonsumsi. Mengingat mentok mempunyai minat permintaan yang tinggi.

Berawal dari tetangganya  ada yang menitipkan satu jodoh mentok di belakang rumahnya sebut saja namanya “Bang Jo”  pada saat itu beliau merasa kalau disitu ada peluang usaha dan pada akhirnya dia berkonsultasi kepada sang pemilik satu jodoh mentok tersebut, dan pada akhirnya beliau mengikuti jejak tetangganya itu.  .Dia melihat ada peluang usaha yang besar jika beternak mentok yang layak untuk dikonsumsi. Mengingat mentok mempunyai minat permintaan yang tinggi. Dari pemikiran tersebut akhirnya beliau membeli dua pasang atau dua jodoh mentok untuk dipelihara, akan tetapi besoknya beliau melihat kedua mentoknya itu sudah tiada atau bisa kita sebut kemalingan, beliau sammpe berkata kotor pada saat itu dan juga saat dia menceritakan hal tersebut. Akan tetapi anehnya mentok punya tetangga itu tidak ikut dimaling juga, beliau tidak bermaksud untuk berfikiran negative   

Selang bebrapa hari beliau beli lagi tapi dengan modal dari orangtuanya, beliau membeli tak tangung tangung empat pasang mentok untuk dijodohkan sampai betina nya bertelur. Setelah bertelur telur itu langsung disimpan ditempat yang lebih hangat lalu diterangi dengan 2 buah bohlam kecil guna untuk menghangatkan telur.

Biasanya beliau jual ketika masih berupa telur atau katanya lebih sering menjual ketika masih berumur 3-7 hari, tergantung dari pesanan . umtuk awal-awal beliau menjual dari tetangganya terlebih dahulu atau bisa juga lewat forum jual beli di Facebook. “kita tidak hidup di zaman batu kita punya namanya teknologi” ujarnya.

Dan itu dia lakukan sampai mempunyai 11 ekor mentok yang sebelumnya beliau pindahkan ke kandang yang lebih besar dari sebelumnya.  Beliau juga akhir-akhir ini menyukai ayam Bangkok sampai” punya 3 ekor di kandang, dan juga ada 2 ekor kambing yang masih kecil atau kita sering menyebutnya “cempe” milik ibunya yang Inshaaalah akan dikurbankan ketika sudah waktunya nanti

Tidak hanya mempunyai pertenakan beliau juga memiliki toko Olahraga di tengah kota Bantul. Beliau mengaku kalo bisinis itu bisnis keluarga, “aslinya itu bisnis punya ayah tapi semenjak ayah meninggal kini dikelola sama anak-anaknya” begitu ujarnya.

Walaupun hanya toko kecil tapi dikelola 3 orang dan mereka kewalahan mengelolanya, akan tetapi dia mengakui dirinya sendiri kalau beliau berbeda dengan kedua kakaknya itu pada saat itu beliau belajar dari kawannya yang ada di kampus bagaimana cara mengurus toko .

Beliau bercerita hal pertama yang dibutuhkan ialah menegemen, jadi erencanaan, pengelompokkan dan pengendalian sumber daya yang dimiliki  beliau pelajari sampai faham betul karena perinsip beliau sebuah usaha yang bagus itu juga ada campur tangan dari sebuah menegemen yang baik pula. Beliau juga sharing sharing tentang bagaimana cara mengelola toko yang baik.

Pertama kita harus punya perencanaan yang matang, supaya kita tidak kehilangan jalur pada saat kita mendirikan sebuah usaha

Kedua kita juga harus memahami usaha yang akan kita buat jangan sampai terjadi hal yang tidak-tidak pada kita sama halnya juga berternak

Dan yang ketiga ialah bagaimana kita tau cara menghadapi para pesaing kita. Karena kita tidak tahu tentang pesaing kita dengan ciri khas yang berbeda setiap para pemilik usaha

Dan yang terakhir, kita harus punya semangat, spirite, dan juga doa itu sama pentingnya dengan semua yang ada diatas, jangan anggap sepela dengan doa dan usaha apa yang kita dapatkan itu sama dengan apa yang kita kerajakan, semua itu sudah ditakdirkan namun takdir ini masih bisa diubah jangan lupa doa kita kepada Allah juga harus kenteng. Dan yang terakhir jangan lupa sedekah karena harta kita itu tidak sepenuhnya milik kita ada 2.75 % milik saudara kita yang membutuhkan

Dan diri dari kaabar yang saya dengar toko tersebut masih tetap berdiri walaupun sedikit yang dating saya akui bahwa gagasan beliau ini bisa masuk ke akal saya. Untuk saat ini saya masih bingung apakah saya mampu mengikuti jejak beliau ini karena pada dasarnya background diri saya ini bukan pengusaha maka dari itu saya masih binguung sampai tulisan ini dibuat.

Jujur untuk saat ini saya memiliki dua ekor mentok tapi tidak sejodoh, mentok tersebut saya ternak dengan maksud untuk disembelih nanti pada saat malam tahun baru, jadi saya tidak punya niatan untung mengembang biakan mentok tersebut

Hanya itu yang bisa sampaikan Jika ada yang bertanya-tanya apa kaitan isi nya ini dengan judul dia atas tadi. Ya bernar itu judulnya itu hanya untuk menarik perhatian anda walaupun kalau dikaitkan masih agak nyambung sedikit seperti miaslnya begini.

Jadi teman saya ini mendapat modal awal dari alm. Ayahnya bukan dari pertama dia berjuang dari awal okelah awalnya tadi dia mempunyai dua pasang mentok tapi pada akhirnya hilang dan beli lagi dari uang ibunya, dan itupun tadi awalnya hanya ikut ikutan atau iseng jadi ya begitulah . TERIMAKASIH.

Penulis : Mumtaztaqi (mahasiwa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama