Dinamika dan Rutinitas di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Purwokerto

Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Purwokerto yang berdiri 13 tahun sebelum kemerdekaan, tepatnya tahun 1932 yang di pelopori oleh Hasan Mihardja, Sayudi, Yasmiredja, Yastra Wiredja, H. Rifa’i dan Djawadi. Dalam sejarah singkatnya, pada tahun 1935 Panti Asuhan Muhammadiyah mulai menerapkan sistem asrama, setelah Muhammadiyah Purwokerto berhasilmembangun gedung di Jl. Penisihan sehingga anak asuh tidak lagi tinggal bersama keluarga para kader Muhammadiyah. Kemudian kembali membangun asrama putra di Jl. Dr. Angka pada tahun 1957.

Saat kepemimpinan diambil alih oleh Mulyadi Djoyomartono anak asuh putra putri kembali bergabung menempati gedung panti asuhan yang baru. Kemudian pada tahun 1991 anak asuh putri dipindahkan ke gedung baru di Jl. Gerilya No.288.

Pada 11 Juni 2023 kami mewawancarai dua orang santri Panti Asuhan Putra Muhammadiyah yang bernama Egy (sebagai Ketua Santri) dan temannya Samsul yang statusnya masih menjadi pelajar. Dikesempatan kemarin kami memperoleh informasi seputar sejarah singkat panti asuhan,peraturan serta larangan, donatur serta sumber pendapatan. Kebanyakan dari mereka adalah siswa tingkat menengah. dari pengakuan Egy sebagai salah satu santri, katanya panti asuhan belum sanggup menerima santri sekolah dasar, dengan alasan takut rewel.

Para santri diasuh oleh pasangan suami dan istri, dengan jumlah santri jenjang SMP dan SMA 21, dan jenjang Perguruan Tinggi satu orang. Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh para santri adalah Sepak Bola, Istirahat siang, Pengajian Rutin malam minggu di Masjid 17, Mengakhiri kegiatan di 21.00 WIB dan lain-lain. Kegiatan yang mereka lakukan disponsori oleh para donatur dan dikelola oleh Lembaga untuk keperluan sehari - hari mulai dari Sekolah dan kebutuhan hidup lainnya. 

Dengan adanya Panti Asuhan Putra ini tentunya bertujuan untuk anak-anak yatim dan anak-anak terlantar dapat memperoleh pembinaan dan pendidikan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Kemudian terangkatnya derajat kehidupan anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, terlantar dan anak kurang beruntung. Serta memberikan pembinaan mental agama dan keterampilan kepada anak sebagai modal dasar yang utama menuju kepada kemandirian dan memberikan pelayanan, pengasuhan dan perlindungan bagi yatim, piatu, yatim piatu, terlantar dan anak kurang beruntung.

Rina Puspita Sari, Tri Astuti Ningsih, Yasmine Kartika Salsabila W, Fira Safitri S, Adilah Al Istiqomah, Aliya Nur Rahma, Fairuz Khairunnisa Hilda (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama