Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan
primer bagi masyarakat. Kenaikkan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah tentu
bukan kebijakan yang baik pada saat ini mengingat masyarakat baru-baru ini mulai
membangun ekonominya kembali setelah beberapa bulan menghadapi wabah corona yang
membuat aktivitas ekonomi masyarakat ini menjadi melemah. Kebijakan menaikkan
harga BBM ini tentu juga akan menyengsarakan rakyat di saat sekarang ini, hal
ini karena diikuti dengan kebutuhan pokok lain yang juga akan naik sehingga kebijakan
tersebut perlu di evaluasi kembali.
Pada akhir-akhir ini sering terjadi kejadian bagi masyarakat Indonesia,
yaitu kabar yang sedang hangat dibicarakan adalah mengenai Kenaikan Harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Hal ini malah membuat para masyarakat Indonesia menjadi tidak
terlalu percaya kepada pemerintah yang seharusnya mensejahterakan rakyat. Namun
kenyataannya, hal ini membuat rakyat hanya kebingungan atas keputusan yang
terkesan mendadak ini, banyak sekali asumsi negatif masyarakat yang timbul
akibat berita kenaikan BBM ini.
Asumsi-asumsi atau hal-hal yang timbul dari masyarakat
merupakan suatu hal yang wajar dan tidak
bisa untuk ditutupi, sebab BBM merupakan salah satu alat pertahanan ekonomi
yang paling vital bagi seluruh lapisan masyarakat bangsa. Dampak buruk yang
langsung dirasakan oleh masyarakat adalah naiknya harga kebutuhan hidup,
seperti sembako dan juga banyak lainnya. Kebijakan kenaikan harga BBM
bersubsidi tentunya merupakan satu-satunya obsi terbaik juga dari beberapa obsi
untuk mengamankan kondisi keuangan negara dan menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Tetapi dengan cara yang baik-baik saja dan dengan cara baik-baik seperti ini
bisa membuat para masyarakat tidak panik dengan kenaikan harga bahan bakar
minyak ini.
Hal inilah yang belum dapat dipahami sepenuhnya oleh sebagian
masyarakat, terutama kami para mahasiswa/mahasiswi yang tetap bersikeras
menentang kebijakan kenaikan harga BBM ini melalui berbagai aksi demontrasinya.
Dalam hal ini, bisa saja masyarakat tidak akan menerima kebijakan pemerintah menaikkan
harga BBM yang dianggap membebani rakyat, namun hal itu tidak serta-merta dapat
menjatuhkan presiden. Oleh karena itu, para pengunjuk rasa atau para
mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti demonstrasi itu sudah sepantasnya bersikap
santun dan mematuhi aturan yang berlaku dalam menyuarakan keprihatinannya
terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM ini.
Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan pro – kontra di kalangan
masyarakat yang didukung oleh banyaknya pendapat yang muncul tanpa diikuti oleh
data – data yang akurat sehingga menimbulkan dilema terhadap masyarakat. Kenaikan
BBM kali ini juga membuat pemerintah sulit untuk memutuskannya dengan mencegah
spekulasi yang berdampak pada merugikan rakyat banyak. Kenaikan harga BBM ini
juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga motor
tetapi kenaikan harga BBM juga memberikan dampak positif terhadap pengeluaran
konsumsi rumah tangga pengguna motor.
Dana
yang disubsidikan untuk bahan bakar minyak selama ini dinilai kurang tepat
sasaran. Selama ini, kenikmatan dari subsidi BBM hanya diperoleh oleh kalangan
menengah ke atas yang membeli banyak bahan bakar minyak ini. Pengurangan
subsidi ini bertujuan agar subsidi ini dapat dialokasikan untuk memberikan
bantuan langsung sementara masyarakat (BLMS).Ditambahkan lagi bahwa Harga BBM
ini dinaikkan karena alasan minyak dunia sebagai variable terikat minyak yang
diimpor oleh Indonesia.
Dampak kenaikan BBM kepada sektor lainnya ini tidak dapat dipungkiri bahwa kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan kenaikan inflasi. Kenaikan inflasi terjadi karena BBM adalah sektor vital dari sebuah produksi dan transportasi. Kenaikan 1500 rupiah diperkirakan pemerintah akan menumbuhkan inflasi sebesar 1,7 % dan menurunkan subsidi sebesar 57 triliun.Komponen yang sangat terpengaruh dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak ini ialah masalah kenaikan harga bahan pangan yang diperlukan untuk segi distribusi dan produksinya. Kenaikan sekitar 5-10% membuat harga makanan dan minuman ini dapat meningkat secara drastis yaitu sekitar 20-30%. Hal ini mempengaruhi daya beli masyarakat terutama rakyat kecil yang tidak mempunyai uang untuk membeli bahan pokok utama kehidupan di dunia ini. Dari sisi ekonomi, kenaikan harga BBM jelas akan mendorong kenaikan biaya produksi, mendorong inflasi (cost push inflation) yang pada akhirnya gilirannya itu akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, penurunan upah riil dan juga konsumsi rumah tangga. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga terjadi sektor perikanan yaitu di mana
Kenaikan harga BBM otomatis akan meningkatkan biaya operasional bagi nelayan. Pertama, harga bahan bakar untuk pengoperasian kapal makin tidak terjangkau. Kedua, kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada kenaikan biaya operasional lain seperti bahan kebutuhan pokok selama melaut yang mencapai 20 hingga 30 persen dari biaya produksi serta penyediaan es balok.
- Jumlah pengangguran di sektor perikanan juga bakal meningkat akibat banyaknya kapal yang tidak sanggup beroperasi sehingga terpaksa mem-PHK anak buah kapal (ABK). Padahal, para ABK tersebut dalam beberapa bulan terakhir juga terpaksa tidak melaut karena cuaca yang tidak bersahabat.
- Tutupnya industri pengolahan sektor perikanan karena kesulitan mendapatkan bahan baku ikan.
- Dapat merugikan banyak sektor perikanan.
Dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ini juga terjadi terhadap usaha kecil menengah (UKM) dan industri
- Sektor industri mengalami tekanan ganda. Pertama, kenaikan harga BBM otomatis akan menambah biaya operasional karena industri menggunakna bahan bakar sesuai harga pasar ditambah adanya kenaikan bahan baku. Kedua, penurunnya permintaan, karena daya beli masyarakat menurun, membanjirnya impor barang murah, perlambatan ekonomi dunia dan resesi di negara-negara tujuan ekspor.
- Berhentinya kelangsungan usaha UKM karena selama ini UKM juga belum menggunakan BBM untuk industri sehingga belum terlalu terbiasa terhadap kenaikkan harga BBM. Tidak seperti industri besar, UKM juga belum melakukan switching bahan bakarnya menjadi batu bara atau bahan bakar alternatif lainnya.
Dampak
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga terjadi terhadap masyarakat yaitu;
pertama, penambah angka kemiskinan, dikarenakan penduduk hampir miskin menjadi
miskin. Kedua, menurunkan daya beli masyarakat karena kenaikkannya harga BBM
pada umumnya akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang. Bagi masyarakat miskin,
70-80% pendapatan mereka dipergunakan untuk konsumsi makanan. Jadi, dengan
kenaikan harga BBM yang sebelumnya didahului oleh krisis pangan dunia akan
menambah beban bagi masyarakat tingkat ini. Ketiga, menurunkan kesejahteraan
rakyat tingkat pendapatan masyarakat yang tidak berubah, namun dengan tingkat inflasi
yang melambung, otomatis akan menurunkan kesejahteraan rakyat. Hal itu ditandai
dengan menurunnya nilai tukar petani per Januari 2008 yang turun sebesar 0,27%
dan upah buruh riil industri rokok serta pakaian jadi yang turun masing-masing
sebesar 28,5% dan 13,07%. Berikut perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dan
upah riil buruh.
Untuk
itu kita harus mengatasinya Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan:
pertama, mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan
budaya hemat. Kedua, memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. Ketiga,
menggunakan model transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan bersepeda
atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar.
Kenaikan
harga BBM harus diikuti dengan kebijakan lain yang dapat mempermudah kan ekonomi
masyarakat di tengah lesunya ekonomi Indonesia saat ini, rakyat tentu akan melakukan
protes terkait dengan kebijakan tersebut oleh karena itu pemerintah juga harus
mendengarkan aspirasi rakyat agar kebijakan yang diambil sesuai dengan pancasila
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, jangan sampai kebijakan
kenaikan harga BBM tersebut berdampak negatif bagi masyarakat seperti: menambah
beban ekonomi masyarakat, menyebabkan terjadinya inflasi, bahan bakar minyak
menjadi langka akibat permainan sejumlah oknum, sektor industri biayanya
semakin mahal, dan usaha kecil menengah yang akan terkena imbasnya.
Penulis
: Izzah Amanda (mahasiwa Prodi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Aceh)