Motivasi Belajar Pendidikan di Indonesia Rendah?

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang berlangsung secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik sehingga terbentuklah peserta didik yang berpengetahuan baik secara jasmani maupun rohani. Pendidikan sejatinya bukan hanya kegiatan yang dilakukan oleh pendidik atau guru yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Pendidikan juga dapat terlaksana dengan adanya orang dan juga media yang mampu memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Misalnya pendidikan yang dilakukan oleh orang tua, kakak, paman ataupun melalui media teknologi seperti YouTube, Instagram, Twitter, bahkan TikTok juga dapat berperan dalam pendidikan apabila dapat menambah pengetahuan peserta didik.

Dalam melaksanakan pendidikan tidak hanya bisa dilakukan di sekolah-sekolah formal seperti sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah atas akan tetapi juga dapat dilaksanakan disekolah non formal seperti di bimbel bahkan dapat dilaksanakan dilingkungan keluarga seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam agama Islam keluarga menjadi pendidikan pertama dan utama seperti yang diungkapkan oleh Zakiyah Daradjat yaitu bahwa orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pendapat Zakiyah Daradjat ini juga termuat dalam QS. At-Tahrim ayat 6 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)

Dari ayat diatas dapat ditafsirkan bahwasanya pendidikan haruslah dilakukan didalam ruang lingkup yang kecil terlebih dahulu, yaitu didalam lingkungan keluarga. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pendidikan anaknya ke arah yang lebih baik sehingga kelak terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya merupakan manusia dan juga batu. Serta dijaga oleh malaikat-malaikat Allah SWT yang selalu mengerjakan perintah-Nya. Jadi dalam QS. At-Tahrim ayat 6 ini dapat disimpulakan bahwasanya keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi para anak-anaknya.

Pendidikan menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap manusia. Dengan adanya pendidikan maka setiap manusia dapat berperilaku selayaknya manusia, karena selain memberikan pengetahuan bagi manusia pendidikan juga bermakna sebagai proses memanusiakan manusia. Makna ini mungkin terdengar cukup kasar apabila diucapkan, akan tetapi makna memanusiakan manusia memiliki arti yang sangat dalam yaitu dengan adanya pendidikan maka seseorang akan memiliki sikap atau perilaku yang baik, atau dalam agama Islam yang sering disebut dengan akhlakul karimah. Pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia juga berarti menjadikan manusia seutuhnya sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaan Allah SWT, sehingga dalam menjalankan kehidupan mereka yang melaksanakan pendidikan dapat beraktivitas dalam masyarakat selayaknanya manusia bukan hewan.

Lantas setelah mengetahui apa yang dimaksud dari pendidikan, lalu sekarang apa yang dimaksud dari “motivasi?”. Dalam KBBI motivasi bermakna hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi dengan adanya motivasi maka seseorang akan memiliki dorangan yang lebih untuk mengejar apa yang dia ingginkan. semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin dekat juga keinginan itu tercapai, akan tetapi hal ini juga berbanding terbalik juga apabila motivasi seseorang rendah maka presentase tercapainya keinginan orang tersebut juga akan semakin kecil.

Motivasi sendiri dapat timbul karena faktor internal dan juga eksternal, faktor internal ini disebabkan oleh keinginan seseorang untuk menggapai sesuatu sehingga motivasi mereka akan muncul bahkan dapat membuat motivasi menjadi tinggi. Sedangakan faktor terbentuknya motivasi dari sudut eksternal dapat timbul dari lingkungan sekitar, sebagai contoh dalam dunia pendidikan ketika melihat teman-teman memiliki kepintaran yang lebih baik maka seseorang akan termotivasi untuk dapat melampaui temannya sehingga orang tersebut memiliki motivasi untuk belajar lebih banyak dari pada teman yang lainnya.

Lalu apakah motivasi belajar pendidikan di Indonesia tergolong tinggi atau sebaliknya yang tergolong rendah ?. Dalam bebrapa kabar berita seperti Kompasiania, Suara.com, dan Kumparan.com menyebutkan bahwa motivasi belajar siswa di Indonesia tergolong rendah karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri karena menurut Central Connecticut State University di AS, negara Indonesia menduduki peringkat ke 60 negara dengan penduduk yang malas untuk membaca. Sedangkan menurut UNESCO, negara Indonesia menduduki peringkat ke-2 dari bawah soal literasi dunia, minat membaca masyarakat di Indonesia sangat memprihatinkan yaitu hanya 0,001% atau dapat dihitung hanya ada 1 dari 1000 orang di Indonesia yang gemar membaca.

Rendahnya motivasi belajar siswa di Indonesia ini memang dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa harus melakuakan sebuah penelitian. Hal ini bisa dilihat bahwa ketika jam pelajaran masih berlangsung akan tetapi banyak siswa siswi yang berada diluar sekolah atau biasa disebut dengan “bolos sekolah”. Kegiatan bolos sekolah ini bahkan sudah menjadi suatu hal yang terkesan biasa bagi siswa maupun masyarakat, disatu sisi siswa berani terang-terangan tetap menggunakan seragam sekolah mereka ketika bolos sekolah, misalnya seperti bolos di tempat umum meraka tetap berani menggunakan seragam mereka tanpa harus mengganti seragam mereka ataupun hanya sekedar menggunakan jaket. Disisi lain juga masyarakat yang sekarang mulai kurang peduli terhadap siswa yang bolos sekolah karena di zaman sekarang sudah jarang masyarakat yang menegur ketika melihat siswa siswi yang bolos dari sekolah.

Rendahnya motivasi belajar siswa di Indonesia juga disadari oleh kepala sekolah dasar disalah satu Desa di Kabupaten Wonosobo. Menurutnya dari tahun ke tahun motivasi belajar siswa mereka menjadi semakin rendah karena beberapa faktor. Faktor utama rendahnya motivasi belajar disana akhir-akhir ini adalah karena adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung cukup lama sehingga mengharuskan siswanya berlajar di rumah atau sering disebut dengan istilah daring. Karena rendahnya motivasi belajar siswa disana, menurut beliau terjadi penuruan jumlah siswa yang melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi yaitu sekolah menengah atau disebut SMP.

Penyebab rendanya motivasi belajar di Indonesia sendiri bisa dibilang terjadi karena beberapa faktor penentu. Pertama, penyebab rendahnya motivasi belajar yaitu karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini bisa diibaratkan sebagai pedang bermata dua, artinya disatu sisi memiliki dampak yang positif akan tetapi dilain sisi memiliki dampak negatif bagi pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kemajuan teknologi ini terkadang apabila seorang pelajar tidak dapat menggunakan dengan efektif maka hanya akan menimbulkan dampak negatif baginya. Sebagai contoh dengan adanya Gadget atau smartphone yang bisa terbilang di zaman sekarang sudah seperti barang pokok manusia menjadikan pelajar menjadi bermalas-malasan untuk belajar dan hanya menggunakan Gadget atau smartphone tersebut untuk bermain game atau hanya sekedar membuka sosial media,

Kedua, penyebab rendahnya motivasi belajar yang lain bisa dibilang karena faktor lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar disini bisa dimaknani dengan fasilitas yang tersedia didalam sekolah. Semakin baik fasilitas yang ada dalam sekolah maka para siswa akan semakin termotivasi untuk belajar. Akan tetapi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa ini juga disebabkan karena lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan teman yang kurang mendukung. Dalam hal ini keluarga juga dapat menjadi faktor penyebab rendahnya motivasi belajar karena terkadang sikap keluarga yang kurang memperhatikan anaknya, hal ini dikarenakan terkadang mereka sekedar menyekolahkan anaknya di sekolah baik formal ataupun nonformal akan tetapi mereka kurang memperhatikan psikologis anaknya dalam belajar. Sehingga terkadang anaknya lepas kendali sehingga motivasi belajar mereka menurun.

Ketiga, penyebab rendahnya motivasi belajar akhir-akhir ini adalah karena adanya pandemi Covid-19. Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya pandemi Covid-19 ini membuat penuruan diberbagai bidang, salah satunya yaitu pada bidang pendidikan. Rendahnya motivasi belajar akibat adanya pandemi Covid-19 ini terjadi karena kewajiban sekolah maupun universitas yang mengharuskan siswa maupun mahasiswa untuk belajar dirumah. Dengan kegiatan belajar dirumah atau dikenal dengan istilah daring ini membuat motivasi belajar menjadi turun. Hal ini dikarenakan kebiasaan belajar yang biasa dilaksanakan secara tatap muka harus diganti dengan penggunaan media teknologi seperti zoom, google meet, dan classroom. Memang pada dasarnya dengan adanya teknologi ini dapat membantu kegiatan belajar mengajar selama pendemi ini, akan tetapi dengan penggunaan media teknologi ini masih dianggap kurang efektif. Bahkan dalam berita yang ada dalam Suara.com menyebutkan bahwa sebanyak 40% pelajar Indonesia kehilangan motivasi belajar akibat adanya pandemi Covid-19.

Meskipun saat ini motivasi belajar siswa di Indonesia terbilang rendah, bukan berarti hal ini akan tetap rendah. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dengan tepat dan efisen maka memungkinkan untuk meningkatkan motivasi belajar. Serta dengan dukungan dari lingkungan sekitar juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Jadi, sebagai warga negara Indonesia marilah kita bersama-sama untuk meningkatkan kembali motivasi belajar kita sehingga pendidikan di Indonesia kita ini dapat maju. Sehingga dapat terbentuk bangsa yang berpendidikan serta dapat membuat negara kita yang saat ini masih berkembang menjadi negara maju.

Penulis : Mundzirin (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



6 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Apalagi di era globalisasi ini pelajar harus memiliki kekuatan mental sebagai penggerak untuk selalu belajar. Kekuatan mental yang harus di miliki oleh pelajar itu berupa keinginan dari diri sendiri, perhatian dari kedua orangtua, atau cita-cita yang dimiliki oleh seorang pelajar. Seperti itulah yang disebut dengan motivasi belajar.
    Maka peran orang tua dan guru sangatlah penting dalam menguatkan motivasi belajar seorang pelajar.

    Nanang frandika wansyafaulian

    BalasHapus
  3. Menurut saya, rendahnya motivasi belajar siswa ada 2 faktor yaitu:
    Faktor internal (siswa merasakan kejenuhan proses pembelajaran yang akhirnha kurangnya minat belajar, kesehatan fisik maupun psikis yg belum banyak diremehkan orang lain.)

    Faktor Eksternal
    - Keadaan keluarga (permasalahan yang ada)
    - lingkungan sosial
    - sarana prasarana yg kurang memadai

    Baiknya, solusi selama pembelajaran yg terkendala yaitu orang tua harus memberikan pendampingan dalam mengawasi masalah belajar anak,
    serta peran guru menciptakan pembelajaran yang menarik.

    BalasHapus
  4. Artikel ini cukup menarik untuk menjadi bacaan. Karna memang motivasi belajar pada saat ini bisa dibilang rendah, akan tetapi motivasi belajar pendidikan di Indonesia sebenarnya bisa ditingkatkan lagi, yaitu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dengan tepat dan efisen maka memungkinkan untuk meningkatkan motivasi belajar. Serta dengan dukungan dari lingkungan sekitar juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Jadi, sebagai warga negara Indonesia marilah kita bersama-sama untuk meningkatkan kembali motivasi belajar kita sehingga pendidikan di Indonesia kita ini dapat maju.
    Nabila Rahma Hafizhah

    BalasHapus
  5. Zahro mufida(1906010017)
    Benar sekali Motivasi Belajar Pendidikan di Indonesia Rendah,itu dekarenakan karena mereka cenderung takut gagal dan tidak mau dengan resiko yang mungkin terjadi kedepannya dalam mencapai prestasi ,dan kurangnya perhatian dari orang tua dan didikan agar anak lebih semangat dalam belajar

    BalasHapus
  6. Habibi Khimas A. F., Motivasi belajar rendah adalah output dari gagalnya sistem pendidikan.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama