Kisahku Mengenai Muhammadiyah

Kisahku berawal saat saya duduk dibangku SMK dimana saya baru mendengar ternyata Muhammadiyah juga sama seperti NU hanya saja berbeda penerapannya tetapi sama menyembah hanya kepada Allah SWT dan sama-sama hanya ingin mendapat ridho ALLAH SWT. Pada saat saya duduk dibangku SMK NU saya tidak sadar ternyata walaupun SMK berbasis NU tetapi ada beberapa siswa Muhammadiyah, awal mendengar perbedaan tersebut saya hanya mengira sekedar beda nama saja ternyata saya salah. Terlepas dari itu di SMK NU sendiri diwajibkan mengikuti IPNU-IPPNU dimana disitu saya benar-benar awam sekali dengan Muhammadiyah terlebih hanya satu siswa yang Muhammadiyah lainnya NU dimana disitu membuat saya tidak begitu mengerti Muhammadiyah dan apa saja perbedaannya. Fokus saya saat itu hanya sekolah di NU tanpa mencari perbedaannya.

Di SMK saya mengikuti organisasi silat dimana disitu sebelum memulai kegiatan diawali dengan tawasul. Pemahaman saya tentang Muhammadiyah sedikit demi sedikit tau melalui kegiatan yang diselenggarakan pencak silat dimana pada saat kenaikan tingkat banyak sekali orang-orang dari kalangan SMP,MTS,SMA,SMK yang berbeda-beda dimana banyak sekali perbedaan yang ada suatu ketika dikegiatan tersebut saya berkenalan dengan beberapa anak disekolah yang berbeda dengan saya. Singkat cerita kami melakukan shalat berjamaah bersama dimana saya tidak menyadari bahwa saya berada dimasjid Muhammadiyah dan disitulah saya banyak kebingungan karena banyak perbedaan dengan NU terlepas dari itu semua saya masih biasa saja.

Setelah acara kemarin saya banyak bertanya dengan teman saya yang Muhammadiyah ternyata memang dari shalat ada perbedaan bahkan pada saat itu saya baru sadar ternyata Muhammadiyah tidak ada do’a qunut. Dimana itu sudah memiliki alasan dan pertimbangan dari ulama-ulama terdahulu dari situ saya sadar appaun perbedaannya tetapi semua jalannya benar tergantung kita bagaimana sebagai masyarakat dalam menghormati atau menghargai satu sama lain.

Setelah lulus dari SMK NU saya melanjutkan pendidikan saya ke jenjang selanjutnya yaitu saya memilih untuk kuliah di universitas impian saya, tapi apalah daya orang tua saya tidak mengizinkan sehingga saya mencoba mendaftar diuniversitas lainnya tetapi saya tidak lolos dalam seleksi, sehingga pada saat itu orang tua saya dan orang tua teman saya memutuskan kita dikuliahkan dikampus yang sama. Pada saat itu saya hanya ingin dikampus umum yang tidak berbasis islam lagi seperti NU maupun Muhammadiyah tapi apa boleh buat ridho orang tua saya dan orang tua teman saya adalah di Universitas Muhammadiyah awalnya saya takut karena saya tau ada beberapa perbedaan dengan Nu saya takut jika dituntut harus bisa ini itu ternyata saya salah.

Singkat Cerita, awal saya melakukan shalat berjama’ah dimasjid kampus Muhammadiyah saya bingung, dalam hati bertanya kenapa yah tidak ada berjabatan tangan setelah shalat selesai, karena pada saat pertama kali saya shalat dimasjid Muhammadiyah saat SMK saya tidak begitu memperhatikan atau tidak sadar ternyata memang tidak ada berjabatan tangan. Tidak hanya itu saya mendengar dari teman kost saya kalo Muhammadiyah tidak ada tahlilan, perempuan tidak boleh ikut melayat kekuburan. Dari situ hal baru lagi bagi saya ternyata tidak hanya dibacaan tetapi ada beberapa perbedaan lainnya, sampai pada akhirnya saya penasaran kok bisa seperti itu dan saya survey menanyakan terkait kemuhammadiyahan disekitar daerah tempat teman saya tinggal tepatnya di Cilacap,Majenang,Desa Panimbang.

Saya menanyakan tentang Muhammadiyah dimana saya baru mengetahui ternyata Muhammadiyah sebuah organisasi islam non pemerintah salah satu yang terbesar ke 3.  Dan Muhammadiyah didaerah cilacap sendiri banyak bersosialisasi dengan cara membangun pendidikan kemuhammadiyahan, rumah sakit Muhammadiyah, dan lain-lain. Didaerah itu sendiri banyak kegiatan kemuhammadiyahan yang dilakukan contohnya terbentuknya Pemuda Muhammadiyah dimana kegiatan tersebut menjalankan kegiatan seperti mengajar, beroganisasi, tadarus, pengajian dan Muhammadiyah juga sesuai dengan  surat Al-Baqorah ayat 104 : “Berlomba-lomba dalam kebaikan”. maka dari itulah banyak masyarakat Muhammadiyah berlomba-lomba mencari kebaikan. “Lalu saya bertanya Kembali, kenapa Muhammadiyah tidak boleh melakukan tahlilan dan Wanita dilarang ikut melayat memang alasannya apa?”. Lalu mereka pun menjawab “Baca yasinan itu boleh yang tidak boleh adalah mendewakan salah satu ayat Al-Qur’an itu alasan mengapa Muhammadiyah tidak mengadakan yasinan”. Dan meraka juga menjawab “Bawasanya mengapa sih tidak boleh ikut menghantarkan jenazah kekuburan karena itu kewajiban laki-laki sebagai perempuan itu dirumah saja”.

Banyak sekali perkembangan pesat yang Muhammadiyah telah raih maka dari itu sudah tidak asing lagi terutama bagi saya mendengar Muhammadiyah terlebih dengan toleransinya yang sangat tinggi terhadap perbedaan, orang-orang yang benar-benar ramah dan patuh, perkembangan pesat ini bisa dilihat dari banyakannya sekolah Muhammadiyah, universitas Muhammadiyah yang sudah tersebar dimana-mana, rumah sakit Muhammadiyah bahkan, banyak lagi seperti organisasi-organisasi Muhammadiyah dan lain sebagainya.

Dari semua jawaban mereka saya banyak belajar, bahwa walupun banyak perbedaan dengan NU tapi tujuannya sama. bahwa semua agama itu mengajarkan kita kebaikan hanya bagaimana cara kita menerapkannya saja. Inilah salah satu perjalannan saya mengenal Muhammadiyah sedikit demi sedikit dimana berawal dari kisah SMK saya hingga saya masuk ke kampus Muhammadiyah Purwokerto. Saya sangat senang karena ketakutan saya pun akhirnya berubah menjadi banyak pengetahuan dengan ridho orang tua juga yang membuat saya menuju ke kampus ini. Dengan hal itulah saya yakin ridho orang tua itu sangat penting dalam hidup ini. Dan dikampus inilah saya banyak sekali belajar tentang Muhammadiyah yang tadinya saya tidak mengetahui, karena dimuhammadiyah sendiri ada mata kuliah kemuhammadiyah saya jadi sedikit demi sedikit mengetahui.

Muhammadiyah sendiri juga memiliki toleransi agama yang sangat tinggi bisa dibuktikan dimana di Universitas Muhammadiyah Purwokerto tidak pernah melarang orang-orang yang memiliki agama non islam untuk menuntut ilmu dikampus tersebut. Beberapa ada mahasiswa/i yang beragama non islam dan Muhammadiyah tidak memaksakan mahasiswa/i untuk mengikuti perkulihan kemuhammadiyahan dan juga tidak melarang mahasiswa/i nya jika ingin mengikuti mata kuliah tersebut. Disitulah Muhammadiyah benar-benar memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan dan saya bangga bisa kuliah dikampus ini dan belajar banyak hal disini.

Penulis : Ainun Putri Rayhan (mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



8 Komentar

  1. Nama : Dinda Permatasari
    Nim : 2102010117

    Menurut saya, kisah yang di buat oleh penulis ini sangat menarik. Dimana kisah itu beralur yang membuat saya juga tersentuh ketika membacanya. Bahwa apa yang penulis sampaikan ini sangat rinci dan penuh makna. Sehingga saya bisa mengetahui dan memperlajari apa saja amalan-amalan yang ada, hal yang diperbolehkan dan hal apa yang tidak seharusnya dilakukan. Saya sangat tertarik dengan artikel yang penulis buat ini.

    BalasHapus
  2. Ferdy Firmansyah_ menurut saya tentang perbedaan antara kemuhamadiyaan dan NU bukan lah hal yang sangat harus di laksanakan karena menurut saya semua organisasi organisasi yang berbasis Islam akan memiliki tujuan yang yang sama.

    BalasHapus
  3. Ikah Afri Cahyani11 April 2023 pukul 23.15

    Nama : Ikah Afri Cahyani
    Nim : 2102010116
    Menurut saya dalam Islam memang banyak
    sekali golongan terutama yang terbesar adalah NU dan Muhammadiyah, Dimana disetiap golongan tentu saja terdapat perbedaan, tetapi diantara perbedaan tersebut tujuannya tetap satu yaitu menyembah kepada Allah. Dengan ada perbedaan tersebut jangan menjadikan kita penghalang untuk berbuat kebaikan dengan sesama umat muslim. Dan dengan adanya perbedaan tersebut membuat kita mengenal atau mengetahui banyak hal. Menjadikan ketidaktahuan itu untuk menambah pengetahuan tentang Muhammadiyah.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Tri Utami
    Nim : 2102010327

    Muhammadiyah dan NU sama sama menyembah Allah swt yang memiliki tujuan yang sama hanya saja mungkin terdapat perbedaan dalam penerapannya. Menurut saya organisasi yang ada dalam agama islam semua baik karena mengajarkan hal-hal yang baik pula. Dengan adanya perbedaan ini bukan menjadi alasan untuk tidak berbuat kebaikan intinya bisa saling menghargai satu sama lain, dan tentunya meningkatkan rasa toleransi yang tinggi

    BalasHapus
  6. Muhammad Fajar Fadhlurrahman
    1902010187
    Menurut saya keduanya telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap keberadaan Islam di Indonesia. NU dengan dakwah kulturalnya telah mampu menjalankan Islam dan tetap menjadikan budaya sebagai salah satu medianya dalam berdakwah. Adapun Muhammadiyah dengan kekuatan strukturalnya telah mampu membina umat melalui bidang- bidang yang dikembangkannya, seperti sekolah, yayasan, lembaga-lembaga, dan lain sebagainya. Adapun di bidang politik keduanya mempunyai pandangan masing-masing. Keduanya memiliki pola yang berbeda, tetapi mempunyai niat yang sama. Namun tetap mengedepankan nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an dan Sunnah. Islam berjaya, begitu juga dengan penganutnya

    BalasHapus
  7. Nama: Maudia Szaharanityas
    NIM: 2102010340

    Menurut pendapat saya cerita diatas merupakan salah satu contoh kehidupan nyata yang saya pernah alami di kehidupan sekarang ini. Memang NU dan Muhammadiyah banyak perbedaanya, tetapi saya menyadari perbedaan antara keduanya, semua jalannya benar tergantung kita bagaimana sebagai masyarakat dalam menghormati atau menghargai satu sama lain. Muhammadiyah juga sama seperti NU hanya saja berbeda penerapannya tetapi sama menyembah hanya kepada Allah SWT dan sama-sama hanya ingin mendapat ridho ALLAH SWT. Menurut saya semua yang dilakukan dan diajarkan dalam islam itu baik bukan berarti dengan adanya perbedaan islam menjadi tidak baik, hanya saja kita mengetahui sekilas perbedaan antara NU dan Muhammadiyah. Dengan adanya perbedaan tersebut dapat meningkatkan rasa toleransi yang tinggi.

    BalasHapus
  8. Nama : Rere Urbaningrum
    NIM : 2103030014

    Menurut saya pelajaran yang dapat dipetik adalah perbedaan NU dan Muhammadiyah sebaiknya tidak dijadikan hal yang membuat kita sungkan beribadah. Karena keduanya sama-sama menyembah habya kepada Allah SWT, dan hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Meskipun cara beribadah nya berbeda, tapi kedua kepercayaan tersebut hanya menyembah 1, yaitu Allah SWT. Dan seharusnya hal tersebut membuat kita belajar untuk menghargai perbedaan, dan menjunjung toleransi yang tinggi.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama