Hidup dan Merefleksi di antara Organisasi Islam

Agama merupaka suatu tatanan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan pencipta alam. Agama pada umumnya tidak hanya mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan melainkan mengatur hubungan dengan makhluk lain dan dirinya sendiri bahkan orang lain. Dengan adanya sebuah agama kehidupan manusia dengan Tuhan dan orang lain akan menjadi lebih bermanfaat.

Di Indonesia sendiri memiliki berbagai suku agama, Dari suku jawa, suku sunda, dan suku batak. Sedangkan Di Indonesia memiliki enam agama yang diakui yaitu terdiri dari Islam, Kristen, Katolik, hindu, Budha, dan Konghucu. Dengan beragamnya agama dan suku membuat Indonesia memiliki keunikannnya sendiri. Agama Islam Di Indonesia sendiri memiliki berbagai organisasi Islam yang terkenal yaitu Nahdatul Ulama atau lebih dikenal dengan sebutan NU yang didirikan oleh Hadratusseyeikh Hasyim Asy’ari beliau mendirikan Nahdatul Ulama pada tanggal 31 januari 1926 atau 16 Rajab 1344 Hijriah Di Surabaya. Nahdatul merupakan organisasi Islam terbesar Di Indonesia.

Adapun 0rganisasi Islam selain Nahdatul Ulama yaitu Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan organisasi yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 atau 8 Dzhulhijjah 1330 Hijriah. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan, Nama beliau diubah setelah beliau selesai menempuh pendidikannya di Arab.Dua organisasi tersebut merupakan organisasi yang sangat besar dan banyak dikenal oleh masyarakat, dengan adanya dua organisasi tersebut masyrakat Indonesia banyak yang mengikuti Nahdatul Ulama maupun Muhammaddiyah keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan karunia Allah.

Di kesempatan ini saya akan menjelaskan persamaan NU dan Muhammadiyah secara cingkat. Pada dasarnya kedua organisasi tersebut sama yaitu organisasi yang berlatar belakang Islam, namun banyak orang yang berpendapat bahwa NU dan Muhammaddiyah berbeda. Contoh kecil perbedaan nya adalah Jika NU melaksanakan shalat tarawih 24 rakaat sedangkan Muhammddiyah hanya 18. Memang di beberapa daerah memiliki pilihannya sendiri. Di tempat saya tinggal mayoritas mengikuti organisasi Muhammddiyah, ada beberapa yang mengikuti organisasi NU. Daerah tempat tinggal saya dekat dengan kota dan merupakan sebuah perumahan, karena itu wajar mengapa mayoritas orang Muhammaddiyah.

Dilingkungan tempat tinggal saya tepatnya di perumahan memang mayoritas adalah Muhammdiyah, ada beberapa warga yang NU namun walaupun seperti itu bukan berarti ketika kita shalat harus membedakan mana NU mana Muhammadiyah. Kita melaksanakan shalat Bersama- bersama. Di bulan Ramadhan memang terapat perbedaan yaitu jumlah rakaat. Ditempat saya karena mayoritas Muhammaddiyah hanya 18 rakaat, mereka yang NU akan menambah lagi sisa rakaat dirumah.

Tidak pernah berfikir bahwa organisasi yang saya ikuti adalah terbaik dan juga tidak menganggap bahwa organisasi lain itu buruk. Sebagai manusia yang mempelajari agama kita seharusnya menjadi orang yang tidak suka menjelekkan orang lain atau organisasi lain. Memang terkadang saya berfikir kenapa agama islam harus ada organisasinya padahal Islam itu hanya ada satu.

Kenapa harus ada banyak organisasi DiIndonesia yang mebuat saya bingung. Dan terkadang ada organisasi yang menyatakan mereka bergerak dalam bidang agama islam namun pada kenyataannya organisai tersebut sesat dan melenceng dari ajaran Islam. Dengan adanya organisasi tersebut hanya akan membuat kebingungan.Banyak Organisasi yang memang tujuannya adalah untuk allah atau mendapatkan rahmat allah namun organisasi tersebut memiliki caranya sendiri-sendiri. Layaknya penjumlahan dan perkalian untuk mendapatkan hasil 10 seperti 1 ditambah 9, 2 ditambah 8, 3 ditambah 7, 4 ditambah 6, 5 ditambah 5, 2 dikali 5, semua itu hasilnya adalah 10.

Terus apa yang dapat kita ambil dari penjumlahan dan perkaliah tersebut adalah, pada dasarnya mereka memiliki tujuan yang sama dan hasil yang sama yaitu 10. Namun bagaimana kita dapat menyikapi dan memahamai perbedaan yang ada. Kita boleh memilih mana yang kita anngap benar namun perlu diingat bahwasannya kita tidak boleh menyinggung bahkan menghina pilihan orang lain, karena semua itu memiliki hal positif dan negatifnya.Dengan adanya perbedaan tersebut saya dapat berfikir pada akhirnya kita dapat mengambil hikmahnya dan membuang negatifnya. Dilingkungan yang memiliki banyak perbedaan terutama adanya NU maupun Muhammadiyah membuat saya berfikir bagaimana saya dapat mengambil hikmah sebanyak banyaknya untuk kehidupan yang lebih baik.

Berbagai cara tersebut kita bisa memilih mana yang menurut kita tepat dan dapat menjadi bahan ajaran untuk kita, semuanya memang memiliki tujuan yang sama, namun kita masing-masing memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda terhadap cara tersebut. Ada yang berpendapat bahwa cara ini kuarang dan cara itu tidak bagus, namun kembali lagi pada kita sendiri bagaiman cara meyikapinya. Dengan adanya perbedaan kita harus dapat hidup berdampingan dan saling membantu. Bukan berarti kita beralasan dengan adanya perbedaan harus ada konflik. Kita memiliki tujuan yang sama yaitu mendapat ridha ALLAH dan kebaikannya. Dan juga menghormati agama lain dan jangan memandang sebelah mata agama lain dan jangan membanding-bandingkannya.

Salah satu yang membuat saya merasa bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi yang besar adalah pendidikannya yang sangat besar. Dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, SMP, SMA bahkan hingga jenjang universitas yang besar dan tersebar diseluruh Indonesia. Dengan adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat akan membuat kualitas masyarakat sekitar akan meningkat dan akan menciptakan lapangan kerja yang baru. Maka wajar ditempat saya banyak orang lebih memilih Muhammadiyah sebagai tempat belajar.

Di tempat saya yang mayoritas adalah Muhammadiyah. Memang hal tersebut tidak dilaksanakan Rasullulah sebelumnya. Ketika tetangga saya yang NU mengadakan syukuran mereka akan membagikan makanan ke tetangga terdekat. Hal tersebut menurut saya sudah biasa dilakukan NU karena sebuah bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Saya memiliki banyak pelajaran ketika belajar dengan ustadz yang berlatar belakang Muhammadiyah adalah selalu mengambil hikmah disetiap kejadian dan banyak hal yang menurutku lingkungan tempat tinggalku yang dimana antara mihammadiyah dan NU berdampingan. Dengan adanya hal tersebut membuat saya mendalami apa itu Muhammadiyah dengan perlahan.

Prinsip saya adalah ketika kita mendengarkan suatu ceramah, pengajian atau apapun itu yang kita ikuti adalah isi materi dari ceramah itu bukan ustadz atau ustadzah yang kita ikuti. Namun ketika mendapatkan suatu pembelajaran baru jangan langsung kita telan mentah-mentah, kita harus dapat memilah mana yang baik dan benar. Terkadang ada yang menjelaskan dengan runtut dan terdengar benar namun pada kenyataannya materi tersebut melenceng. Jangan terpaku hanya dengan satu orang, jangan terlalu vanatik mendambakan orang. Terkadang kita tidak tau apa sebenarnya yang ada didalam hatinya. Maka dari itu saya berfikir bahwa ketika kita ingin mendengarkan sebuah ceramah atauapun pengajian kita harus benar-benar hati-hati dalam mendengarkan isi ceramahnya dan memilahnya agar tidak melenceng.

Mungkin itulah pengalaman yang dapat saya ambil ketika hidup dilingkungan orang Muhammadiyah, Kita boleh mengejar dunia namun jangan lupakan hal yang terpenting yaitu bekal untuk akhirat. Mungkin itulah hikmah yang saya dapat ketika hidup dilingkungan Muhammadiyah yang dimana memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran untuk saya. Semoga apa yang dapat saya ambil bisa menjadi sebuah pedoman dan ilmu yang bermanfaat untuk kedepannya. Ada sebuah pepatah jawa mengatakan “ Kawulo mung saderma, mobah-mosik kresnaning Hyang sukmo” Artinya lakukan yang kita bisa yang kita mampu, setelahnya kita serahkan kepada Allah SWT.

Penulis : Bima Omar Andarla   (mahasiswa Prodi Manajemen Universtas Muhammadiyah Purwokerto)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama