Pemuda tangguh desa
yang hidup di keluarga yang berkecukupan, Mas Tri kelahiran 1966. Di usianya yang masih menempuh jenjang
Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dengan didikan keluarga yang
menerapkan kemandirian. Kesehariannya setelah pulang sekolah membantu
saudaranya mencari rumput untuk sapi-sapi ternak keluarganya yang jumlahnya
lumayan banyak. Setelah menempuh jenjang Pendidikan SLTA Tri ditawarkan untuk masuk ke dalam ranah dunia
politik, karena tidak percaya diri yang hanya lulusan SLTA tanpa berpikir
Panjang Tri menolaknya. Melihat saudara kandungnya yang lebih tua berhasil
menjadi anggota kepolisian, Tri tergugah semangatnya untuk mendaftar menjadi
anggota kepolisian. Setelah selesai mengikuti runtutan tes menuju hari
pengumuman dan ternyata Tri tidak lolos dalam tes seleksi kepolisian. Tri tidak
putus asa ditahun berikutnya mendaftar lagi dan ternyata dinyatakan tidak lolos
seleksi, tidak berhenti sampai disitu dengan keteguhan mentalnya Tri Kembali
mencoba mendaftarkan diri namun akhirnya dinyatakan tidak lolos lagi.
Di tahun berikutnya
Tri tidak lagi mencobanya, namun ada salah satu kawannya mengajak merantu ke
Kalimantan dengan percaya dirinya Tri langsung meminta izin ke orang tua nya.
Menjadi pekerja proyek bukanlah hal yang mudah dan enak justru sangat tidak
nyaman, tidur hanya beralaskan triplek dan gardus dibangunan yang sedang
digarap. Dengan semangatnya Tri dalam bekerja dan menerapkan didikan orang tua,
bekerja dengan jujur sesuai dengan kemampuannya. Salah satu teman proyeknya ada
yang bergaya senior dan nakal, Tri pernah melihatnya sedang menyembunyikan
barang proyek untuk dijual. Melihat hal tersebut Tri tidak tinggal diam dan
langsung melaporkan ke penanggung jawab proyek tersebut.
Hasil upah kerja
proyek yang lumayan besar Tri bisa menabung, setelah berbulan bulan kerja Tri
akhirnya diangkat sebagai mandor dalam proyek pembangunan selanjutnya karena
kegigihan dan kejujurannya dalam bekerja dalam pemantauan penanggung jawab
proyek. Memegang kedudukan mandor tidaklah mudah bagi Tri yang harus mengurus
semua kebutuhan proyek, banyak cobaan yang dialami Tri mulai dari yang diteror
Ketika tidur bahkan di telfon oleh orang yang tidak dikenal, namun Tri tetap
semangat dalam menjalaninya. Beberapa proyek pembangunan sudah selesai digarap
oleh Tri kemudian mendapat proyek selanjutnya di jawa tengah tepatnya di
purwokerto, proyek pembangunan masjid yang dinaungi oleh amal bakti Pancasila.
Lama bekerja di
proyek Tri sudah memiliki banyak tabungan untuk menikah, akhirnya Tri menikah
dengan gadis banyumas ditahun 1996. Setelah proyek masjid selesai Tri
melanjutkan proyek selanjutnya di Kalimantan dan membawa istrinya kesana, tidak
lama disana istrinya tidak nyaman dengan kehidupan social disana dan akhirnya
Tri mengantarnya pulang ke banyumas. Tri berpikir untuk membuka usaha di tempat
dia tinggal bersama istrinya, terlintaslah usaha burung puyuh. Setelah proyekan
selesai Tri mengakhiri pekerjaannya sebagai mandor dan pulang untuk membangun
bisnis, ditahun 1999 setelah menyiapkan tempat untuk burung puyuh kemudian membeli bibit
yang siap bertelur. Awal bisnisnya lancar hingga bisa menambah jumlah mencapai
1000 ekor.
Tahun 2002 Tri
dikaruniai anak yang kedua dan tahun 2005 gemparnya virus flu burung yang
mengancam bisnis Tri, mangantisipasi dengan banyak hal namun virus flu burung
menyerang kendang puyuh nya hingga tidak ada lagi yang tersisa. Tahun
terpuruknya Tri di awal mulai bisnisnya, akhirnya Tri berpikir untuk memulai
bisnis baru namun masih dalam ambang kebingungan. Karena didaerah nya tinggal
masyarakatnya mayoritas petani Tri memiliki ide untuk membuat gilingan padi
namun modelnya seperti mobil dan roda empat.
Dengan mengumpulkan
tekad dan modal Tri memulai bisnis yang selanjutnya di tahun 2007 memiliki
gilingan padi yang beroda empat didaerah tempat tinggalnya sangat jarang ada
yang roda empat. Namun tidak tinggal diam dengan bisnisnya ini, Tri harus
berpikir harus memiliki bisnis lain yang bisa mendorong berjalannya bisnis gilingan
padi. Entah bagaimana kakak ipar dari istrinya menawarkan sebuah pekerjaan di
daerah bogor untuk menjaga kebun yang memiliki luas 2 hektar, dengan semangat
Tri menerimanya dan mengajak tetangganya yang juga kebingungan belum memiliki
pekerjaan. Setelah menjalani pekerjaannya di bogor yang ternyata itu di plosok
puncak Bogor, namun Tri tetap bersyukur dengan pekerjaannya.
Menjalani pekerjaan
dan juga mengawasi pekerja yang ditinggalnya bukanlah hal mudah, banyak
mengalami problematika mulai dari kerusakan mesin gilingan padi, pekerja yang
kurang konsekuen dll. Dalam pekerjaanya dikebun Tri menikmatinya dengan
berbagai tanaman buah buahan dan beberapa hewan ternak untuk menghibur diri
ketika lelah bekerja. Plodok bogor yang jauh dari ajaran agama islam, Tri
membangun mushola untuk beribadah dan berkumpul dengan warga sekitar. Tanpa
diketahui Tri ada salah satu warga yang memberikan penjagaan di depan mushola
dengan hal ghoib dan berupa macan putih, Tri tahu soal itu karna ada sesajen
didepan masjid dan penasaran akhirnya Tri bertanya kesalah satu warga yang
mengetahui hal itu.
Dengan keadaan
pekerjaan yang membuat Tri tidak nyaman akhirnya memutuskan untuk Kembali
ketempat tinggal Bersama istrinya, membangun dan mengembangkan bisnis gilingan
padinya Tri berpikir Panjang karena menjalankan gilingan keliling sangatlah
banyak problem mesin yang kurang kuat dan membuat hasilnya tidak maksimal
akhirnya Tri berpikir untuk mengubah konsepnya menjadi gilingan menetap
dibelakang rumahnya.
Tahun 2012 memantapkan
niat dan memulai bisnisnya kembali dengan konsep gilingan padi menetap tidak
lagi keliling, model mesin dan kekuatan yang berbeda dengan modal yang cukup
banyak teriring ibadah dan doa yang tidak pernah terlewatkan. Tri sangat
percaya diri dengan bisnisnya kali ini karena sebelumnya Tri pernah mencoba
berbagai jenis bisnis dari budidaya lele, budidaya belut, budidaya keong,
ternak kambing jawa, ternak bebek petelor dll. Dengan bisnisnya kali ini karena
modal yang banyak Tri selalu meminta doa kepada Allah swt. agar bisa berjalan
dengan lancar. Modal awal dagangan dari sawah sendiri dan berotasi memutarkan
dagangan hingga bisa membeli stok dagangan kepada warga disekitar yang memiliki
hasil sawah yang bagus.
Banyak tawaran
untuk menyuplai sebuah restoran atau pabrik pangan dengan jumlah minimum yang
besar Tri tidak sanggup untuk menyetujuinya. Suatu kejadian di tahun 2019 ada
truk datang ke tempat Tri untuk membeli dagangan dengan jumlah 2 ton, dengan
bangga Tri menyambut dan mengatur proses menaikan barang ke truk, namun ada
yang aneh dengan hal ini karena truk datang dimalam hari setelah sholat isya.
Setelah melakukan negosiasi dan menanyakan barang akan dikirim kemana dan
dijawab oleh sopir truk untuk dikirim ke Jakarta. Selesai menaikan barang ke
truk Tri menunggu proses pembayaran melalui ATM, Ketika di cek di saldo
ATM Tri ternyata tidak ada keterangan
transferan masuk dan saldo masih sama jumlahnya seperti sebelumnya. Tri dibantu
oleh anaknya mengecek ke beberapa tempat ATM, dengan adanya hal ini Tri makin
curiga dan meminta warga untuk berjaga dijalan agar truk tidak bisa pergi
sebelum proses pembayaran selesai.
Dan benar ketika
sopir truk memberikan foto bukti transfer itu hanya sebuah kertas maninipulasi.
Mengetahui hal ini Tri langsung menyuruh menurunkan barang dagangannya yang
telah naik ke truk. Hampir saja Tri tertipu oleh orang yang tidak dikenal dan
sudah mencurigakan, rsa panik dan waswas terus membayangi pikiran Tri. Dua ton
bukanlah jumlah yang kecil jika itu bener terjadi Tri sudah mengalami kerugian
yang sangat besar, dengan izin allah hal itu tidak terjadi.
Dari tahun ke tahun
bisnis Tri tetap berjalan dengan baik dan semakin canggih, Tri tidak lagi
menggotong gabah namun tinggal ditaruh di bawah dan akan naik ke atas dengan
model lift. Hal ini memudahkan dan meringankan
Tri dalam bekerja. Tri terus berpikir bagaimana cara mengenbangkan
bisnisnya, terlintas untuk mengemas beras dalam jumlah kecil 2 kg, 3 kg dan 5
kg. Kemudian dipasarkan di facebook, alhamdulillah dengan izin Allah banyak
mendatangkan konsumen dan memesan dalam kemasan jumlah kecil. Market place di
facebook sangat membantu Tri dalam memasarkan dagangannya hingga memiliki
konsumen di luar kota.
Ramadan datang
dengan pasaran di facebook semakin meningkat hingga mengirim ke pusat kota
purwokerto, memiliki konsumen banyak suatu kebanggan bagi Tri dengan kualitas
barang yang terjamin bagus dan menarik perhatian para warganet. Doa dan rasa
syukur terus diucapkan oleh Tri dengan pencapaian nya hingga memiliki
pelanggan. Alhamdulillah.
Fahmi Rizaldi Noor
Fauzi (mahasiswa
Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Purwokerto)