Sedekah dan Syukur: Senjata Sukses Jutawan

Menjadi seorang enterpreneur atau pengusaha adalah cita-cita kebanyakan orang-orang di dunia. Terlebih menjadi pengusaha yang sukses, apalagi tentang pendapatan yang terus menerus mengalir tanpa kita harus bekerja keras lagi. Apakah ada? Tentu ada. Ini dialami oleh seorang pengusaha terkenal di seantero Cilongok, Bapak Casiwan namanya. Namun, menjadi pengusaha seperti beliau perlu adanya usaha dan kerja keras di awal berjalannya karir tersebut. Sebagaimana beliau, yang bukan terlahir dari keluarga berkecukupan. Oleh karena itu, cita-cita Pak Casiwan ini tak main-main. Beliau mulai melakukan hal kecil sedari ia masih muda.

Sekitar 16 tahun umur Pak Casiwan saat itu, ia hanya mencoba untuk beternak ayam petelur, mengingat manfaat dari ayam petelur sangat banyak . Ayam petelur menyediakan bahan pangan berupa pasokan telur, yang juga bisa dimanfaatkan dagingnya sehingga dapat langsung diolah untuk dikonsumsi. Ayam petelur sendiri merupakan bagian dari jenis ayam betina yang sudah dewasa, kemudian dipelihara secara khusus untuk diambil telurnya. Tal heran jika kebanyakan orang tertarik untuk membudidayakan ayam petelur untuk dikonsumsi bahkan diperjual belikan.

Saat itu Pak Casiwan hanya mempunyai 10 ekor ayam, hasil dari permintaannya ingin memiliki hewan peliharaan. Jenis ayam yang dimiliki Pak Casiwan adalah ayam hibrida. Ternyata ayam hibrida adalah salah satu jenis ayam petelur dengan kualitas bagus. Ayam petelur ini dapat mencapai bobot sekitar 2kg dengan menghasilkan rasa daging yang sangat enak. Pakan yang diperlukan pun tidak banyak, tapi dapat menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak. Sekitar 280 telur dapat dihasilkan setiap tahunnya. Ayam yang dipilih adalah ayam yang telah siap diternakan, yaitu yang sudah berumur 17-18 minggu itu adalah minimal ayam siap untuk bertelur. Karena ayam yang belum siap bertelur berpotensi stress dan sakit. Hasil dari ternak ayam petelur ini dirasa cukup oleh Pak Casiwan. Dari penjualan telur yang kala itu sedang agak jarang di desanya membuat tiga empat orang sudah terlebih dahulu meminta kepada Pak Casiwan. Akhirnya, hasil penjualan tersebut beberapa kali menjadi modal tambahan untuk membeli lagi ayam hibrida.

Waktu terus berjalan, ayam hibrida milik Pak Casiwan semakin berkembang penjualannya. Sampai tahun ke tiga usaha beliau, sudah berhasil memiliki satu kandang besar berisikian 100 ekor ayam. Merupakan jumlah yang lumayan banyak. Untuk pembuatan kandang, cukup dengan modal 3.500.000 untuk 100 ekor ayam yang sudah ada.

Jumlah telur yang dihasilkan perhari berkisar 80-90 butir telur.  Sangat lumayan jika untuk hitungan balik modal. Tak hanya di satu tempat, Pak Casiwan mencoba memasarkannya di berbagai pasar yang ada. Hingga ditawari oleh salah satu toko sembako untuk menjadi pemasok telur di toko tersebut.

Tidak terasa tahun demi tahun berganti, kandang besar yang hanya berjumlah satu itu telah mempunyai cabang di berbagai tempat yang bisa dikatakan jauh. Pak Casiwan jelas memilih tempat yang mudah dalam urusan perairan. Air yang jernih dan bersih sangat diperlukan. Bukan hanya mempengaruhi kesehatan ayam, namun juga kualitas pakan dan nutrisi untuk ayam-ayam yang ada. Kotoran ayam pun punya jalur sendiri agar nantinya bisa untuk pakan ikan di kolam yang lebih rendah. Sebelum air bekas kotoran ayam itu mengalir lagi, Pak Casiwan juga menyediakan satu kolam besar yang berisi eceng gondok guna menyaring kotoran yang ada sebelum akhirnya air akan kembali mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Tahun keenam usaha ternak ayam itu sudah banyak mengasilkan pendapatan yang banyak. Sehingga Pak Casiwan dapat membeli sekitar 10 truk untuk membawa telur-telur itu ke toko toko pemasok.  Tak hanya di daerah Banyumas, telur-telur itu sudah meluas hingga keluar daerah Banyumas. Kemudian beliau pun mempunyai ide untuk membangun usaha lain seperti, toko sembako dan ladang jambu kristal. Bahkan beliau juga telah membangun pondok pesantren yang cukup terkenal di Banyumas dan Jawa Tengah, Pondok Pesantren Modern Zam Zam Muhammadiyah Cilongok.

Usaha Pak Casiwan yang lain seperti ladang jambu kristal dan juga toko sembako yang sudah ada di berbagai tempat itu juga memperoleh banyak sekali penghasilan. Tak jarang bagi santri yang sudah menempati kelas 12 atau kelas akhir di pondok pesantren miliknya beliau ajak untuk berlatih enterpreneurship. Bahkan ditempatkan pada posisi yang memiliki tanggung jawab lebih.

Usaha ternak ayam hibrida yang Pak Casiwan kelola tidak sepenuhnya dihandle oleh beliau. Namun beliau memberikan tanggung jawab ke semua anggota keluarganya. Jadi seluruh anggota keluarganya pun dapat memegang masing-masing tanggung jawab yang berbeda. Hal ini ditujukan agar selain orang lain mendapatkan kebaikannya, Pak Casiwan juga memperhatikan keluarganya dan membuat mereka tidak menjadi pengangguran.

Kerugian yang dialami Pak Casiwan tidak banyak, hanya tiga atau empat bulan sempat pada kadar pendapatan yang tidak sesuai. Tapi itu bisa ditangani dengan baik dan justru pendapatan di kemudian hari semakin bertambah. Pernah saya bertanya tentang kunci sukses atau senjata sukses dari berhasilnya usaha yang dulunya hanya usaha kecil. Ternyata jawabannya adalah selalu bersyukur dan tak lupa akan orang lain. Pada kenyataannya, tak semua orang bisa makan setiap hari. Ini yang menjadi rutinan Pak Casiwan. Bahkan setiap tahunnya hampir dua sampai tiga kali kesempatan Pak Casiwan mengundang seluruh santriwan dan santriwati pondok yang berjumlah sekitar 2000 orang itu ke rumahnya untuk makan bersama dan berbagi ilmu tentang enterpreneurship.

Pak Casiwan juga mengajarkan kepada kita bahwa kita harus mensyukuri segala sesuatu yang kita dapat dan mengikhlaskan. Salah satu peristiwa yang beliau alami adalah dicurinya uang sebesar 500.000.000.  Kejadian tersebut menjadi tolak ukur rasa syukur yang Pak Casiwan punya, bahkan beliau merasa beruntung karena saat itu juga Allah masih memberikan umur kepada beliau, juga kepada anak istrinya saat itu.

Saat ini Pak Casiwan hanya tinggal menerima laporan dan pemberian upah kepada seluruh pegawainya. Baik dari usaha ayam, ladang jambu kristal, juga toko sembako yang dikelola. Kegiatan rutin yang Pak Casiwan jalani saat ini adalah mengecek dan mengawasi setiap usaha yang dikelola. Sedekah dan pengayoman terhadap orang yang membutuhkan acapkali menjadi sorotan yang dapat menjadi teladan orang-orang di sekitarnya. Pendapatan yang didapatnya tidak menjadikan beliau terlihat atau tidak terlalu menonjolkan bahwa ia adalah pengusaha. Dan saat ini beliau juga sedang merintis lagi satu pondok pesantren yang cukup besar di Banyumas.

Afnan Afiyatul Azhar (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



6 Komentar

  1. Maa syaa' Allah, motivasi yang luar biasa dr perjalanan hidup Pak H Casiwan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, sangat memotovasi bukan? Bukan

      Hapus
  2. Masya Allah dari usaha yg beliau bangun selama bertahun tahun sampai bisa membangun pondok pesantren. keren banget..bisa membangun pondok pesanteren yg moderen. dari perjalanan usaha pak. casiwan bisa menjadi Motivasi bagi yang ingin berwirausaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betull sekalii.. kalau kita bisa menjadikan sedekah dan syukur sebagai senjata, in syaa allah kita bisa

      Hapus
  3. Benar adanya bahwa apabila dalam usaha kita selalu bersyukur dngan apa yg kita dpatkan dan apa yg sudah Allah berikan maka Allah akan menambahkan nikmatnya kepada kita.dlm quran surah ibrahim ayat 7 Allah berfirman jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambahkan nikmat kepadamu,tak heran jika usaha pak ciswan selalu berkembang pesat setiap tahunnya.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama