Kehidupan Keagamaan di MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga

MTs Muhammadiah 10 Purbalingga memiliki letak yang sangat strategis karena berada di Jl Raya Gembong Km 3 Bojongsari Purbalingga. MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga didirikan tahun 1995 oleh tokoh tokoh Muhammadiyah di Cabang Gembong dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki nilai agamis dan mampu mencetak kader kader Muhammadiyah di wilayah kecamatan Bojongsari. Saat berdiri di tahun 1995 memiliki siswa 48 anak, seiring jalannya waktu dengan jumlah siswa mengalamai perkembangan terus hingga saat sekarang diusianya yang ke 27 tahun jumlah siswanya mencapai 305 anak.

Siswa-siswi MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga berasal dari desa desa diwilayah kecamatan Bojongsari dan kecamatan lain yang berdekatan baik yang berasal dari Sekolah Dasar maupun MI. Di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gembong hanya memiliki dua MI Muhammadiyah yang dapat dijadikan modal bagi siswa MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga. Disetiap tahun saat penerimaan siswa baru segenap guru MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga bahu membahu untuk mempromosikan di setiap sekolah yang ada di wilayah sekitarnya baik MIM, SD maupun MI Ma’arif. Dari kondisi tersebut maka dapat dipastikan bahwa keadaan siswa MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga tidak hanya berasal kalangan Muhammadiyah tapi justru lebih banyak dari kalangan Nahdiyin.

Dengan keadaan siswa yang heterogen dilihat dari latar belakang kehidupan agamanya dan masih banyak siswa siswi yang kesulitan dalam menjalankan ibadah maka pihak madrasah berusaha untuk mulai mengenalkan kehidupan agama yang sesuai dengan kaidah Muhammadiyah bagi siswa siswinya sejak awal di kelas 7 dilanjutkan kelas 8 dan kelas 9 dengan berbagai pembiasaan keagamaan.

Pembiasaan Shalat Dzuhur berjamaah, seluruh siswa siswi MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga tiap hari Senin – Kamis mengikuti shalat duhur secara berjamaah di masjid Darunnaja yang berada dikomplek madrasah. Untuk bacaan shalatnya sudah disesuaikan dengan HPT dimana siswa siswi di beri buku panduan bacaan shalat dan siswa untuk menghafalkannya.

Dzikir bersama, setelah siswa siswi shalat berjamaah dilanjutkan dengan dzikir bersama dipandu oleh petugas. Adapun bacaan dzikir dan doanya juga sudah disesuaikan dengan tuntunan dzikir dan doa menurut muhammadiyah. Siswa siswi diberi buku panduan dan dibawa saat sholat serta dibaca saat dzikir bersama. Kami menerapkan dzikir secara bersama untuk melatih supaya siswa terbiasa berzikir sehingga kebiasaan tersebut dibawa saat mereka shalat di rumah masing masing.

MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga berusaha memberatas buta aksara arab dengan mengadakan bimbingan membaca aksara arab dengan model Iqro, siswa siswi tiap hari secara bergantian dibimbing oleh guru yang kompeten untuk membaca aksara arab mulai dari jilid 1 sampai jilid 6, dan pada akhirna mereka akan lancar membaca tulisan arab dan juga Al quran.

Untuk menanamkan jiwa cinta Quran maka siswa siswi di MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga tiap pagi selama 40 menit diadakan kegiatan tahfizul Quran dengan bimbingan ustadz dan ustadzah yang kompeten dibidangnya dan lulusan pondok pesantren. Dari kegiatan ini diharapkan mereka dapat terbiasa melantunkan ayat ayat suci Al Quran dan pada saat kelulusan mereka sudah menghafal juz 30.

Pembiasaan sholat dhuha bagi siswa siswi MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga dilaksanakan secara berjamaah dalam sepekan dua kali dibimbing oleh Bapak guru dan dilanjutkan dengan doa setelah shalat dhuha. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan shalat sunah kepada siswa siswi dan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa shalat sunah dhuha merupakan pembuka rezeki bagi umat manusia.

Dengan pembiasaan pembiasaan tersebut diatas diharapkan siswa siswi MTs Muhammadiyah 10 Purbalingga akan memiliki karakter yang baik dan mereka menjalankan kehidupan keagamanya dalam kehidupan sehari hari di masyarakat sesuai dengan tuntunan  Muhammadiyah dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat di sekitarnya.

Penulis : Siti Latifah, S.Pd.





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama