Kultur Budaya dalam Perkembangan Agama di Pedesaan

Berbicara tentang agama, seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki beragam agama. Enam agama diakui secara resmi oleh negara Indonesia. Banyak perbedaan yang sangat mencolok diantara 6 agama tersebut. Sudah dipastikan mulai dari kitab suci, tempat pribadahan, cara-cara untuk beribadah, juga tentang perbedaan keberadaan Tuhan menurut enam agama tersebut. Jika membicarakan secara luas tentang dinamika yang terjadi di Indonesia maka akan sangat banyak perbedaan yang telah terjadi dari hal tersebut. Namun saat ini saya akan coba menceritakan tentang bagaimana kehidupan dan keberadaan agama yang ada di dalam lingkungan kehidupan saya.

Melihat arti dari kata dinamika yang artinya perubahan. Di lingkungan saya yang mayoritas menganut agama Islam bahkan bisa dibilang 100% karena memang jarang sekali adanya perbedaan agama di pedesaan khususnya kampung saya. Jadi perubahan yang saya amati sejak kecil sampai sekarang adalah terletak di bagaimana Agama Islam berkembang pada masyarakat dengan cara percampuran atau perpaduan antara syariat syariat agama Islam itu sendiri dengan budaya yang memang sudah begitu melekat di masyarakat. Jika pada zaman saya kecil perkembangan agama Islam di lingkungan sekitar saya masih tergolong kurang, sebabnya banyak sekali mereka yang sangat awam terhadap agama Islam tersebut.

Kepercayaan tentang suatu adat istiadat dan budaya yang begitu kuat menjadikan Islam yang benar-benar sesuai syariat menjadi sulit dipahami oleh masyarakat tersebut. Pengetahuan yang mereka miliki tentang agama begitu minimal. Apalagi dengan budaya yang memang kebanyakan dari mereka masih menganut dan mempercayai budaya adat istiadat nenek nenek moyang atau sering dikenal orang-orang terdahulu. Juga kurangnya tokoh masyarakat yang benar-benar memahami tentang syariat-syariat keagamaan dalam Islam.

Dahulu masih di dominan oleh tokoh masyarakat yang lebih mempercayai dan memahami adat istiadat, sehingga yang terbentuk selanjutnya masyarakat akan mengikuti dan mencontoh si tokoh itu. Karena biasanya tokoh masyarakat adalah orang-orang yang memang dihormati dan dipercayai oleh masyarakat sebagai orang yang lebih paham dibandingkan mereka. Maka dari itu untuk memberikan pencerahan dan pengetahuan yang lebih kepada masyarakat haruslah ada orang-orang yang belajar tentang ilmu agama di majelis ilmu yang benar-benar memberikan pengetahuan tentang syariat syariat Islam yang sesuai dengan Alquran dan hadis.

Dan alhamdulillah dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman kebutuhan juga pengetahuan yang semakin maju saat ini masyarakat mulai mengerti dan memiliki pengetahuan tentang agama Islam, walaupun memang Sampai saat ini pun masyarakat masih terbilang Awam. Namun karena para orang tua yang sadar akan pentingnya agama sehingga mereka memasukkan anak-anak mereka ke dalam majelis ilmu seperti pesantren TPQ TPA madrasah dan sebagainya sehingga lahirlah tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi tokoh agama yang memang benar-benar paham akan agama Islam itu sendiri. Juga karena banyaknya kegiatan-kegiatan Islami yang dilakukan oleh masyarakat. Seperti pengajian yang diadakan oleh ibu-ibu setiap satu minggu sekali ataupun pengajian yang diadakan oleh bapak-bapak setiap 1 bulan sekali.

Majelis ilmu ataupun pengajian menjadi tempat dan wadah bagi masyarakat memperluas pengetahuan tentang bagaimana Islam yang sebenarnya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan yang terjadi tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, memasukkan ilmu-ilmu dan pemahaman kepada masyarakat yang Awam sangatlah sulit karena terkadang mereka lebih mempercayai apa yang mereka ketahui sebelumnya sehingga tokoh agama yang ada di sekitar wilayah tersebut atau Yang menjadi panutan wilayah tersebut harus memutar pemikirannya agar masyarakat dapat menerima apa yang disampaikan oleh tokoh agama tetapi dengan tidak melakukan pemaksaan. Karena Islam mengajarkan kita bahwa islam itu bukanlah agama yang memaksa. Oleh karena itu para tokoh agama secara pelan-pelan memasukkan syariat-syariat Islam dengan tidak menghilangkan adat dan budaya yang sudah melekat di dalam kehidupan masyarakat. Asalkan yang perlu digarisbawahi yaitu budaya dan kebiasaan tersebut tidak bertentangan dengan agama Islam. Selagi tradisi atau budaya tersebut tidak bertentangan dengan agama Islam bahkan mungkin dapat dijadikan sarana berdakwah, maka hal itu akan sangat memudahkan dan menjadi akses paling baik. Sehingga agama Islam dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Jadi memang kekuatan budaya yang sudah lama dipercaya oleh masyarakat itu sulit untuk dihapuskan dan digantikan dengan syariat-syariat Islam.

Tidak begitu banyak dinamika yang terjadi di suatu daerah tertentu apalagi mayoritas dari mereka menganut satu agama. Tetapi berbeda lagi dengan dinamika yang terjadi di daerah yang memang kondisinya di tempat itu terdapat beberapa agama. Dengan seiringnya jalan membuat saya harus berpindah-pindah tempat untuk mencari ilmu dengan suatu keharusan Saya memiliki lingkungan baru. Di lingkungan baru inilah saya merasakan begitu banyaknya dinamika yang terjadi di sini terhadap keagamaan yang ada.

Di tempat di mana ada beberapa agama yang tumbuh di situ mereka memiliki Suatu bentuk penghormatan tersendiri yaitu bentuk toleransi terhadap perbedaan. Jika dahulu mungkin masyarakat pasti memprioritaskan agamanya sendiri maka pada zaman sekarang orang-orang lebih dapat berdamai dengan agama orang lain saling mentolir seperti halnya dalam menghormati waktu beribadah orang lain. Contoh kecil tentang toleransi yang berada di Indonesia umumnya yaitu ketika bersandingnya tempat ibadah di tempat yang sama. Maka para Penganut Agama satu dengan yang lainnya. Ketika di Masjid Istiqlal Jakarta melaksanakan pengajian Akbar pada hari Ahad dan di sisi lain di gereja umat Kristen sedang melaksanakan ibadah maka diantara dua tempat ibadah ini sama-sama tidak menggunakan pengeras suara. Hal ini dilakukan agar dua acara yang sedang berlangsung ini tidak mengganggu satu sama lain. Banyak sekali perbedaan dan perubahan di Indonesia.

Penulis : Dedeh Sri Mulya Asih (mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



1 Komentar

  1. Zahra Aqila Nurmaputri

    Pada artikel ini, ada beberapa hal disinggung yang juga sama seperti di tempat saya tinggal mengenai awamnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Islam dan ajarannya. Masih banyak dari mereka yang mempercayai suatu adat istiadat dan budaya sehingga syariat menjadi sulit dipahami oleh masyarakat tersebut.
    Saya setuju bahwa tokoh masyarakat islam yang biasanya selalu dihormati dan dikenal luas itu haruslah memiliki pemahaman islam yang baik apalagi jika lingkungannya mayoritas berpenduduk muslim. Karena saat ini, sulit sekali memberikan pemahaman islam yang benar-benar apabila orang baru yang menyampaikan. Terkadang masyarakat tidak langsung mempercayai orang baru atau pendakwah baru yang menyampaikan syariat di desa atau tempat mereka.
    Maka dari itu, banyak sekali media dan cara yang sebenarnya bisa dilakukan oleh kita semua (Selaku umat muslim yang menyadari akan wajibnya menyampaikan syariat yang sebenarnya) ataupun tokoh-tokoh Islam untuk mendakwahkan ajaran islam agar mudah diterima masyarakat khususnya pada masyarakat awam.
    Sekian, terima kasih.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama