Orang Muhammadiyah Suka Kerja Bakti

Agama sangat penting dan sangat pribadi bagi setiap individu, ada banyak agama serta paham agama atau organisasi organisasi yang ada didalamnya. Pandangan keagamaan dapat mempengaruhi sikap dan sifat individu terhadap individual lain. Dinegara tercinta ini, tepatnya di Indonesia ada banyak agama yang di anut oleh penduduk Indonesia yang sangat beragam, dan agama yang paling banyak dianut di Indonesia adalah agama islam. 

Seperti yang kalian tahu, agama islam banyak terdiri dari paham agama atau organisasi organisasi seperti LDII, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lain sebagainya. Yang pastinya sama sepeti organisasi atau paham agamaagama Islam lainnya yang dimana organisasi organisasi tersebut juga melaksanakan amalan rosul, menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT. Tetapi mungkin ada beberapa hal yang membedakan organisasi organisasi tersebut dari mungkin bacaan solat dan lain sebagainya.

Namun, disini saya lebih akan membahas Muhammadiyah di sekitar lingkungan saya. Perbedaan paham agamaatau organisasi agama dilingkungan sekitar saya menurut saya sangatlah terlihat jelas, karena dilingkungan saya paham agamaatau organisasi yang sangat mendominasi adalah Nahdatul Ulama.

Mungkin tidak banyak orang Muhammadiyah disekitar lingkungan saya. Tapi menurut saya, mengenai Muhammadiyah dilingkungan sekita saya, orang yang menganut atau masuk ke dalam organisasi Muhammadiyah adalah orang yang jarang bersosialisasi dan sangat menonjolkan perbedaan diantara Muhammadiyah dan Nahdlatul         Ulama. Yang dimana orang Muhammadiyah tersebut sering tidak mengikuti kerjabakti atau perbuatan perbuatan sosial lainnya, serta lebih bersikap individual dan menutup diri. Jadi jarang sekali saya mengerti akan kegiatan kegiatan yang dilakukan orang muhammadiyah dilingkungan sekitar saya.

Perbedaan sangat terlihat pada saat bulan ramadhan yang dimana orang Muhammadiyah tersebut mengadakan solat Tarawih sendiri. Jadi, orang Muhammadiyah tersebut menyelenggarakan solat tarawih salah satu rumah yang kebetulan, yang selalu di tempati untuk solat terawih adalah rumah tetangga saya sendiri. Namun pada saat itu, tidak hanya orang Muhammadiyah yang solat dirumah itu tetapi juga ada beberapa orang Nahdatul Ulama yang juga mengikuti solat tarawih dirumah tersebut. Karena mungkin orang Muhammadiyah solat tarawihnya lebih cepat dari pada orang Nahdatul Ulama

Namun tidak semua orang Muhammadiyah akan melakukan hal yang sama seperti pendapat saya diatas. Setiap pribadi akan menanggapi dan mengahadapi masalah perbedaan paham agamatersebut dengan caranya masing masing. Ada yang tetap menajalankan ibadan masing masing namun masih mau bersosialiasasi dan tidak menutup diri kepada orang lain tentunya dengan orang Nahdatul Ulama dan masih mau saling tolong menolog satu sama lain, bahkan masih bisa berteman baik dan tidak memasalahkan perbedaan tersebut.

Namun Muhammadiyah juga sama sepeti gerakan agama Islam lainnya yang dimana gerakan tersebut juga melaksanakan amalan rosul, menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT. Tetapi, setahu saya dalam muhammadiyah ada beberapa perbedaan didalamnya. Seperti pada saat hari raya kurban atau hari raya idul adha, orang Muhammadiyah juga akan melaksanakan kurban seperti umat Islam pada umumnya. Seperti yang saya bilang tadi, tidak semua orang Muhammadiyah melakukan hal yang sama seperti yang saya jelaskan diawal tadi, disini orang Muhammadiyah jika berkurban akan dibantu oleh oleh orang disekitarnya yang berarti orang Nahdatul Ulama, sudah menjadi hal lumrah untuk orang orang saling membantu satu dengan yang lainnya.

Di sini kerjabakti atau sikap gotong royong sangat terlihat. Dari mulai menyembelih kambing atau sapi yang akan dikurbankan, memotong motong bagian bagian daging hewan kurban menjadi lebih kecil untuk dibagikan samapi dengan dibagi bagikan ke orang orang. Terlihat tidak ada perbedaan disini. Disini, lebih tepat jika dikatakan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk saling gotong royong dan saling membantu satu sama lain. Tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan umum. Namun sangat disayangkan pada saat hari hari biasa dan pada saat solat terawih mereka sangat memperlihatkan adanya perbedaan yang sangat menonjol. Mengapa tidak solat berjamaah saja di masjid? Atau apa salahnya untuk bersosialisasi? Atau mungkin sekedar menyapa tetangga.

Menurut saya, orang Muhammadiyah disekitar lingkungan saya merasa tersendiri. karena dilingkungan saya yang mendominasi adalah orang Nahdatul Ulama, jadi tidak heran mereka akan bereaksi seperti itu terhadap perbedaan dilingkungan saya. Namun jika orang orang Muhammadiyah ingin bergabung dengan kegiatan sosial atau bergabung dengan kegiatan kerja bakti dilingkungannya, orang orang Nahdatul Ulama akan sangat senang dan akan terbuka, tidak mengucilkan atau membeda bedakan satu sama lain.

Jadi harapan saya untuk kedepannya, perbedaan bukanlah penghalang atau pembatas untuk setiap individu, melainkan dari perbedaan perbedaan yang sangat banyak itu dapat menjadikan orang orang yang memiliki perbedaan itu dapat menjadikan persaudaraan tersebut menjadi lebih erat lagi persaudaraannya, tidak lagi memikirkan perbedaan yang ada pada dirinya atau diri orang lain. Dan saya mengharapakan, Islam baik itu Islam Muhammadiyah atau Islam Nahdatul Ulama di lingkungan saya dapat menjadi masyarakat yang saling berdampingan, dapat menolong satu sama lain dengan baik tidak hanya di bulan ramadan atau idul adha saja namun dihari hari biasa juga saya harapkan seperti itu, tidak terlalu menutup diri dengan lingkungan disekitar kita, yang paling penting tidak terlalu menonjolkan adanya perbedaan diantara orang Muhammadiyah dan orang Nahdatul Ulama, baik itu orang Muhammadiyah atau orang Nahdatul ulama adalah sama sama makhluk ciptaan Allah SWT, dan sama sama organisasi atau paham agamayang melaksanakan amalan rosul, menjelankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.

Penulis : Siti Nur Halisah Putri Wasch  (mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



1 Komentar

  1. Salsabila Putri Khairunnisa11 April 2023 pukul 23.24

    Nama : Salsabila Putri Khairunnisa
    NIM : 1902010128

    Saya izin menanggapi artikel opini diatas, dikarenakan ada banyak sekali perbedaan tingkah laku yang ada di kehidupan muhammadiyah di lingkungan saya. Pertama-tama semenjak kecil, saya sudah tinggal dilingkungan muhammadiyah, jarak masjid dan rumah saya pun cukup dekat. Dilingkungan saya yang dikelilingi dengan muhammadiyah ini tidak seperti yang disebut diartikel beberapa kali mengadakan pengajian yang biasanya diadakan pada tiap malam minggu, tidak rutin memang namun, sering sekali diadakan. Lalu, untuk menyambut bulan ramadhan yang suci seperti saat ini contohnya, masjid dan sekitar lingkungan masjid mengadakan rutin kegiatan kerja bakti yang di lakukan secara sukarela oleh warga sekitar masjid, kegiatan ini biasanya dilakukan satu bulan - dua bulan sebelum bulan ramadhan. Dan untuk kegiatan ramadhan seperti saat ini masjid melaksakan acara buka bersama yang biasanya dilakukan setelah kegiatan ajar mengajar tpq hingga adzan magrib. Dan setiap malam minggu pula, di bulan ramadhan diadakan pengajian yang dilaksakan setelah sholat tarawih selesai. Jadi, menurut saya karena penulis yang bersangkutan hidup di lingkungan dengan mayoritas NU sehingga tidak terlihat atau kurang terlihat antusias bagi yang menganut Muhammadiyah. Namun, di lingkungan saya yang hidup dengan bermacam-macam anutan seperti LDII, NU, dan Muhammadiyah, saya tidak melihat banyak perbedaan diantaranya karena mereka saling rangkul merangkul dan bekerja sama untuk kehidupan islam yang harmonis serta menjelankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama