Perbedaan Dua Organisasi Islam Terbesar di Pedesaan

Indonesia merupakan negara berbasis masyarakat majemuk yang antara lain ditandai oleh beragam suku, ras, dan juga agama. Keraga-man ini menjadi unik oleh karena di dalam perbedaan-perbeda-annya juga ada kemampuan menjalin komitmen serta kesadaran hidup bersama. Dengan demikian keragaman bukan dilihat sebagai perbedaan (secara spasial), melainkan sebagai kekayaan secarakultural.Kesadaran masyarakat atas kemajemukan inilah yang dalam kehidupan masyarakat mutakhir biasa dikenal dengan masyarakat berkesadaran plural.

Satu ciri utama adalah pengakuan atas keperbedaan, dan keperbedaan itu sesung- guhnya sunatullah (kehendak Tuhan), merupakan sesuatu yang nyata dan tidak bisa dipungkiri. Sebaliknya, penolakan terhadap pluralisme justru akan menimbulkan ketegangan dan bahkan kon- flik, karena meniadakan sesuatu yang nyata juga merupakan peng-ingkaranterhadap sunatullah tersebut. Dan, pluralisme pada dasar-nya tidak sekedar menghendaki pengakuan atas keperbedaan itu,melainkan juga penghormatan atas kenyataan adanya perbedaan.

Agama adalah faktor komplementer dalam sebuah sistem kebudayaan. Kehadirannya cukup lama dalam perkembangan perjalanan tradisi kemasyarakatan kita. Penting untuk dipahami bahwa sejarah agama-agama besar di Indonesia adalah agama pendatang yang berasal dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda . Disadari maupun tidak kehadiran itu telah menjadi pendorong terwujudnya keaneka- ragaman keagamaan maupun kultur. Melakukan konversi terhadap kepercayaan baru bukan suatu proses yang mudah, karena jauh sebelum agama-agama itu datang, kepercayaan (agama) lokal telah lebih dahulu hidup sebagai sistem kepercayaan bagi masyarakat setempat.

Hadirnya suatu sistem kepercayaan baru sudah pasti me- nimbulkan ketegangan-ketegangan di antara kelompok masyarakat. Tetapi keanekaragaman agama dan kultur yang terpelihara hingga saat ini juga sebuah bukti, bahwa ketegangan-ketegangan itu adalah bagian dari sebuah dinamika yang tanpa menghilangkan arti sejarah. Yang lebih rumit dalam memahami realitas keagamaan adalah hadirnya agama dalam pengalaman-pengalaman “batin” dan “perasaan” pada setiap individu sebagai anggota masyarakat. Pengalaman batin dan rasa keagamaan adalah sebuah tindakan yang serba pektif yang lebih ekstrim, berkeyakinan dalam suatu agama adalah sebuah spekulasi batin. Rasa meyakini atau tidak meyakini akan Tuhan adalah sebuah secara nalar ilmiah.

Di desa saya ini agam islam tumbuh dengan rukun dan damai walau terbagi menjadi beberapa golongan seperti nahdatul ulama dan mhamaadiyah. Kedua golongan tersebut hidup bersamaan tanpa saling mencela dan menjatuhkan. Dari golongan NU pun sangat respect terhadap muhamadiyah seperti orang muhammadiyah yang sholat di masjid NU. Dari golongan muhammadiyah pun juga sama,mereka juga menghormati golongan NU seperti contohnya NU yang mengadakan tahlilan. Walau berbeda ajaran namun tujuan mereka yaitu sama yaitu beribadah.

Kedua golongan tersebut memberikan  fungsi  positif  dalam  sosial  masyarakat  untuk  untuk menyatukan kembali  kelompok-kelompok yang sedang  mengalami konflik  sosial.  Karena  dengan  adanya  konflik,  berarti  masing-masing  individu  maupun  kelompok  di  dalam  komunitas  itu berjuang  untuk  membangun  dialog  untuk  mempertahankan integritas  atau  kesatuan  sebagai  anggota  komunitas  teristimewa dengan  kelompok  lain  yang  berasal  dari  budaya  yang  berbeda dengan  dirinya.  Selain  itu, konflik  dapat  merangsang  hidup  setiap kelompok  untuk  merubah  cara  pandang  yang  pesimistis  menjadi optimis untuk bersatu dengan kelompok-kelompok lain.

Sebagai dua  organisasi  keagamaan  terbesar,  keberadaan Muhammadiyah  dan  Nahdlatul  Ulama  dalam  sejarah  Indonesia modern  memang  amat  menarik.  Sepanjang  perjalanan  kedua organisasi  Islam  terbesar  ini,  senantiasa  diwarnai  kooperasi, kompetisi,  sekaligus  konfrontasi  atau  konflik.  Apalagi  selama  ini, NU    dikenal  sebagai  organisasi  Islam  tradisionalis  dan  knservatif yang berbasis  masyarakat  desa  dengan  tingkat ekonomi  menengah ke  bawah,  sedangkan  Muhammadiyah  dikenal  sebagai  organisasi Islam  yang  modernis-substansialis  yang  berbasis  masyarakat perkotaan dengan tingkat ekonomi menengah ke atas

Penulis : Muhamad Haikal Agil Zidan (mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)


 

6 Komentar

  1. Nama : Siti Nur Halisah Putri Wasch
    NIM : 2102010021

    perbedaan bukanlah hal yang dapat dipermasalahkan untuk dijadikan bahan percahbelahan. namun dapat dijadikan sebagai pemererat satu sama lain seperti yg suda di ceritakan di atas.

    BalasHapus
  2. NAMA : DWI RAMADANI
    NIM : 2102010222

    Menurut pendapat saya mengenai dua organisasi besar islam, yaitu organisasi nahdathul ulama (NU) dan organisasi Muhammadiyah yang tumbuh di pedesaan, yang masyarakatnya tetap rukun dan tetap saling beinteraksi dengan baik satu sama lain tanpa mempermasalahkan perbedaan itu merupakan suatu hal yang sangat baikk, karena pada hakikatnyaa organisasi NU ataupun organisasi muhammadiyah itu adalah suatu perbedaan yang tidak perlu dipermasalahkan, keduanya sama-sama baik karena sama sama mempunyai tujuan untuk beribadah kepada allah, justru dengan perbedaan yg ada kita bisa meningkatkan toleransii kitaa kepada sesama muslim.

    BalasHapus
  3. Nama : Risma Fauzah
    Nim : 2102010368

    Menurut pendapat saya entah itu Muhammadiyah ataupun NU seharusnya bukan menjadi masalah untuk tetap hidup rukun dan saling mengayomi satu sama lain. Dengan adanya perbedaan ini justru bisa memberikan keunikan tersendiri yang nantinya bisa menjadi jembatan agar silaturahmi antar 2 organisasi tidak hilang.

    BalasHapus
  4. Nama : Imas Ayu Purnamasari
    NIM : 2102010208

    Menurut pendapat saya setiap orang memiliki kebebasan untuk mengikuti salah satu organisasi yg ada baik NU maupun Muhammadiyah karena itu bukan suatu permasalahan yang tepat selagi masih memiliki tujuan yang sama dan dengan adanya perbedaan dapat menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi yang bermanfaat bagi kedamaian dalam bermasyarakat

    BalasHapus
  5. Nama : Melafani Amalia
    Nim : 2102010186

    Menurut pendapat saya terkait artikel diatas sangat bermanfaat bagi pembaca karena memuat isi lengkap sehingga dapat menambah wawasan pembaca. Perbedaan 2 organisasi agama yaitu NU dan Muhammadiyah bukan menjadi permasalahan bagi kita semua karena tujuannya sama yaitu untuk beribadah. NU dan Muhammadiyah hidup berdampingan secara damai tanpa mencela maupun membeda-bedakan satu sama lain misalnya di perbadaan cara beribadah dan tahlilan kedua organisasi tersebut saling menghargai. Hal tersebut justru menciptakan fungsi yang positif karena terjalin kekompakan dan keharmonisan dan juga berdampak positif karena menyatukan organisasi-organisasi yang mengalami konflik. Sebagai generasi penerus hal tersebut perlu di pertahankan.

    BalasHapus

  6. Nama : Devina Nur Zalfa Soraya
    NIM : 2102010318
    menurut pendapat saya, konflik organisasi seperti nu dan juga muhammadiyah tidak perlu dipermasalahkan karena kedua organisasi tersebut sama-sama membawa dampak positif bagi kalangan masyarakat yang mengikutinya. Muhammadiyah dan NU memamng memiliki perbedaan dalam hal pandangan keagamaan dan cara pandang terhadap masalah sosial, namun keduanya tetap memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan umat Islam di Indonesia dan menjaga nilai-nilai Islam yang sama.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama