Muhammadiyah Ulujami Tak Pernah Sepi

Muhammadiyah secara konsisten bertujuan untuk menegakkan dan mewujudkan kembali ajaran Islam yang sebenar-benarnya yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diwujudkan dengan gerakan pembaharuan. Muhammadiyah bergerak untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kepada perbuatan yang baik dan mencegah kepada perbuatan yang munkar dengan cara yang tepat, agar terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dengan berdasarkan tujuan tersebut, masyarakat Muhammadiyah yang ada di Ulujami melakukan hal tersebut dengan bertahap dan konsisten agar Muhammadiyah bisa dikenal dan mensukseskan prinsip amar ma’ruf nahi munkar tersebut di tengah masyarakat saat ini. Ulujami adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Ulujami berbatasan langsung di sebelah timur dengan Kabupaten Pekalongan.

Lahirnya interaksi sosial antara warga Muhammadiyah dengan organisasi islam yang ada di Ulujami jelas melahirkan suatu perbedaan tradisi dan paham keagamaan, karena rata-rata masyarakat di Ulujami menganut ajaran Nahdlatul Ulama. Namun, Muhammadiyah yang ada di lingkungan saya bisa berdampingan dengan organisasi islam lain, contohnya kepada masyarakat Nahdlatul Ulama. Kami bisa berinteraksi dengan baik di kehidupan sehari-hari karena Islam memang mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama.

Adanya hubungan yang baik dapat dibuktikan dengan saling memahami dan mengerti satu sama lain, contohnya di keluarga saya yang lingkungannya ada ditengah-tengah tetangga dari Nahdlatul Ulama, kami berprinsip untuk tidak ikut serta dalam tahlilan, namun kami tetap menghormati mereka dengan cara tidak keluar rumah selagi masih ada acara atau tradisi tersebut, karena itu termasuk cara menghormati tetangga yang berbeda pandangan dengan Muhammadiyah. Selain itu, karena adanya masing-masing musholla yang dimiliki masing-masing antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dapat mempermudah kami untuk beribadah sesuai tata cara yang dipercayai masing-masing. Salah satu perbedaan sholat yang biasa dijumpai pada Nahdlatul Ulama adalah adanya pembacaan qunut saat salat subuh yang tidak dilakukan oleh masyarakat Muhammadiyah. Dengan adanya sarana tersebut, kami bisa beribadah dengan mudah sehari-harinya dan tetap berdampingan walau tidak dalam satu tempat .

Peranan Muhammadiyah di Ulujami yang bergerak di Bidang Keagamaan, yaitu memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah dilakukan dengan memaksimalkan gerakan dakwah atau pengajian yang biasanya bertempat oleh masjid dan musholla Muhammadiyah dan biasanya dilaksanakan tiap minggunya. Banyaknya kegiatan serupa seperti diadakannya kajian-kajian keislaman yang biasanya diadakan rutin dua minggu sekali, yang biasanya diadakan oleh organisasi otonom Muhammadiyah, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, dan Pemuda Muhammadiyah. Berikut mengenai kegiatan yang masing-masing otonom lakukan sampai sekarang. Untuk IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang di ikuti oleh kalangan pelajar, sampai saat ini melakukan kajian secara rutin dua minggu sekali. Serta setiap tahun saat Ramadhan diadakan adanya Malam Bina Iman dan Taqwa, yang kegiatannya dibiayai oleh sumbangan dari masyarakat sekitar dan biasanya mendapat suntikan biaya dan dukungan penuh dari cabang atau ranting Muhammadiyah. Dengan adanya dukungan tersebut, kegiatan-kegiatan dari IPM bisa berjalan dengan lancar.

Organisasi otonom yang kedua adalah Aisyiyah, yang biasanya diikuti oleh ibu-ibu atau perempuan yang berumur 50 tahun keatas. Adanya kajian-kajian yang biasanya diadakan tiga minggu sekali dan tahun lalu, pada Maret 2022, Aisyiyah cabang Ulujami baru membuka Rumah Qur’an yang bertujuan untuk memudahkannya para anggota bisa membaca Al-Qur’an saling sharing mengenai ayat Al-Qur’an bersama-sama. Yang ketiga adalah Nayiatul Aisyiyah, organisasi ini diikuti oleh perempuan yang berusia sekitar 20-45 tahunan. Namun, karena kurangnya anggota muda para perempuan Muhammadiyah di desa saya, Nasyiatul Aisyiyah hanya diikuti oleh para ibu-ibu kebanyakan. Mengingat kurangnya minat para perempuan muda untuk bergabung ke organisasi Nasyiyatul Aisyiyah, yang dikhawatirkan yaitu tidak adanya pengurus baru yang bisa melanjutkan organisasi otonom tersebut nantinya. Padahal banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan, seperti kajian, membuat keterampilan tangan yang dapat menambah softskill para perempuan, serta sering diadakannya acara masak-masak dan arisan sebagai hiburan mereka. Santunan untuk anak yatim juga kerap dilakukan para perempuan Nasyiatul Aisyiyah, yang dapat menunjukkan bahwa sangatlah aktif organisasi otonom tersebut di lingkungan saya.

Untuk Pemuda Muhammadiyah, ini yang agak redup. Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi otonom satu ini biasanya adalah pengajian yang dilakukan setiap malam jum’at, itupun dilakukan dua minggu sekali. Ini dapat dinyatakan bahwa karena sedikitnya anggota Pemuda Muhammadiyah di desa saya mengakibatkan tidak banyaknya kegiatan atau program kerja yang dapat dilakukan oleh mereka.

Kegiatan positif dan bermanfaat yang pernah saya lakukan saat mengikuti IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah saat itu adalah rajin mengikuti kajian yang bervariasi atau tidak monoton materinya, dan adanya kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) saat Ramadhan yang menyenangkan dan acaranya tidak membosankan untuk diikuti anak-anak usia pelajar. Kegiatan semacam itu bisa memperkenalkan Muhammadiyah dengan baik, serta tak lupa untuk menjadi lebih mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala, Sang Pencipta Alam.

Tak lengkap rasanya bila tidak membahas Muhammadiyah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sistem Pendidikan. Di Ulujami, banyak bangunan sekolah yang dimiliki Muhammadiyah, seperti TK ABA Ulujami, MI Muhammadiyah Kaliprau, MI Muhammadiyah Desa Pamutih, MI Muhammadiyah Kertosari, SMP Muhammadiyah 5 Ulujami, SMP Muhammadiyah 8 Ulujami, dan SMK Muhammadiyah Ulujami. Semua sekolah yang saya sebut demikian banyak peminatnya dan tergolong tidak sepi, meski bukan sekolah negeri. Kontribusi Muhammadiyah dalam membangun sekolah sangat memberikan kesan yang positif dalam membangun masyarakat desa untuk berpendidikan dengan baik, serta dapat mengembangkan pengetahuan agama dan cara hidup sesuai agama Islam melalui sekolah-sekolah tersebut.

Untuk peran Muhammadiyah di bidang ekonomi, di Ulujami ada beberapa tempat untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi seperti Koperasi Simpan Pinjam Syariah BTM Ulujami, yang bertujuan untuk mensejahterakan perekonomian anggota sesuai dengan aturan dan akhlak syariah. Serta juga adanya BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) Ulujami, yaitu Lembaga Keuangan Mikro yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah, dilakukan dengan akad sesuai syariat Islam.

Rintangan yang dihadapi Muhammadiyah di Ulujami adalah kurangnya pendakwah, karena hanya para tetua yang menyampaikan dakwah pada kajian-kajian yang diadakan. Perlunya anak muda Muhammadiyah untuk melanjutkan jejak perjuangan agar kajian-kajian dan kegiatan lain tetap bisa dilakukan dengan lancar sampai beberapa tahun yang akan datang. Kekhawatiran yang ditimbulkan selain hal tersebut adalah kurangnya peminatan masyarakat untuk masuk ke organisasi ortonom Muhammadiyah. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, rintangan yang sulit dihadapi adalah  mengenai sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan Muhammadiyah seperti kajian rutin yang diadakan tiap minggunya tersebut, karena masyarakat muda lebih memilih menonton pengajian online yang tidak perlu repot-repot untuk keluar rumah.

Penulis : Kaila Azka Zulfa Robbani (Mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama