Sedikit pengalaman dan cerita dari saya tentang
muhammadiyah. Untuk saya yang lahir di lingkungan yang mayoritas NU selalu bertanya-tanya
tentang apa itu Muhammadiyah? Mengapa banyak perbedaan dengan kami yang berasal
dari NU? Mungkin banyak orang yang mengira bahwa NU dan Muhammadiyah merupakan
sebuah aliran islam yang berbeda, termasuk saya pada awalnya. Banyak hal-hal
yang saya ketahui dari teman saya yang muhammadiyah bahwa mungkin banyak
perbedaan tentang kebiasaan/rutinitas yang berbeda dengan NU. Sedikit contoh
bahwa sholat subuh di NU pakai qunut sedangkan di Muhammadiyah langsung sujud,
perbedaan roka’at sholat tarawih, dzikir setelah sholat jika di NU kita
berdzikir bersama tapi di Muhammadiyah kita saling berdiam diri dan fokus berdoa
masing-masing. Dan hal yang paling mencolok adalah kenapa awal puasa pada bulan
ramadhan berbeda? Padahal masih satu Negara bahkan saya dan teman saya masih
satu kota. Suatu hari pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benakku aku
lontarkan pada temanku yang Muhammadiyah.
Hal yang paling utama yang aku ketahui
adalah NU dan Muhammadiyah bukan merupakan sebuah aliran melainkan sebuah
organisasi yang sama yaitu berkeyakinan untuk bertaqwa kepada Allah dan
mengikuti semua ajaran yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu mengapa
banyak perbedaan jika kita sama-sama melakukan apa yang di ajarkan Rosululloh? Sekilas
yang aku ketahui bahwa NU merupakan organisasi Islam yang dikenal dengan
toleransinya yang tinggi terhadap tradisi-tradisi yang ada di Indonesia,
sedangkan Muhammadiyah dikenal dengan istilah pemurnian Islam atau benar-benar
Islam yang di ajarkan oleh Rosululloh tidak menambahkan apapun di dalamnya
karena mereka takut hal yang mereka lakukan dapat menimbulkan bid’ah.
Satu persatu aku menemukan jawabannya
tetapi ntah benar atau tidak namun itu yang aku ketahui berdasarkan info dari
teman-temanku dan media. Pertama Muhammadiyah tidak memakai qunut karena mereka
menganggap hadist-hadist tentang qunut saat subuh dinilai lemah dan banyak
perselisihan oleh para ulama dan Madzhab Hanafi dan Hanbali berpendapat bahwa
membaca qunut bukanlah sunnah yang di anjurkan. Dan muhammadiyah tidak
melakukan dzikir bersama karena mereka takut tidak khusyuk dan jika dzikir
dengan keras takut mengganggu warga sekitar yang mungkin ingin beristirahat
setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan dan butuh istirahat.
Hal yang paling mencolok di desaku adalah
orang Muhammadiyah tidak mengadakan yasinan dan tahlilan saat anggota
keluarganya meninggal dunia. Lalu aku berfikir apakah mereka tidak mau almarhum
di doakan oleh orang banyak apa lagi orang terdekat seperti tetangganya? Namun
hingga akhirnya aku menemukan jawaban yang mungkin bisa saya pahami
Muhammadiyah tidak mengadakan peringatan 7 hari kematian 40 hari 100 hari
hingga 1.000 hari, Mengapa? Sedikit yang aku ketahui jawaban dari teman bahwa
peringatan kematian kenapa harus mengadakan makan-makan bersama? Dan kenapa
harus pada hari tertentu saja kita mendoakan almarhum? Dan ya Muhammadiyah
tidak ada tahlilan tapi mereka Bertahlil. Mereka berdoa untuk almarhum tidak
harus pada hari ke-7 hari ke-40, mereka bebas mendoakannya. Dan untuk makan
suguhan saat tahlilan mereka menganggap bahwa hal itu mungkin dapat memberatkan
keluarga almarhum, mungkin mereka masih berduka atau tidak mampu secara
finansial yang mengakibatkan berhutang untuk tetap mengadakan jamuan tahlilan
dan mungkin mereka akan mengeluh mengapa harus meninggal di saat ekonomi tidak
stabil? Kemudian menggeretu dan menyalahkan takdir? Mungkinkah hal itu terjadi?
Mungkin saja karena saya pernah menemukan tetangga saya menangis mencari hutang
kesana-kemari untuk mengadakan malam 7 hari setelah almarhum meninggal. Dan
masih banyak hal lain yang menurutku muhammadiyah mampu memahami kondisi
sekitar dan menjaga kedekatan serta hubungan antar sesama manusia.
Lalu bagaimana pendapat saya yang berasal
dari NU tentang Muhammadiyah? Pada awalnya saya memandang bahwa muhammadiyah
itu aneh dan berbeda dengan NU, namun setelah saya kuliah di universitas
muhammadiyah saya menyadari bahwa NU dan Muhammadiyah merupakan organisasi yang
sama-sama berprinsip Ahlussunnah wal Jamaah. Banyak
orang yang menganggap bahwa muhammadiyah adalah ajaran yang aneh dan ajaran
yang salah bahkan banyak orang yang secara terang-terangan membenci
Muhammadiyah.
Namun setelah saya pelajari bahwa
Muhammadiyah merupakan organisasi islam yang didirikan untuk meluruskan ajaran
yang tak sesuai dengan alquran dan hadist, dan takut jika melakukan hal yang di
luar itu akan menjadi bid’ah atau kata lain Muhammadiyah adalah organisasi yang
mengajarkan islam secara sebenar-benarnya/ pemurnian islam. Jadi bagi orang-oarang
yang menggap organisasi ini salah maka coba pelajari dulu apa maksud dari tujuan
berdirinya muhammadiyah.
Namun bagi saya yang berasal dari
NU mungkin akan menganggap bahwa NU adalah organisasi yang tepat apalagi saya
yang hidup di jawa dan banyak tradisi. NU tetap menjalankan perintah Allah dan
ajaran Rosululloh tetapi tidak menghilangkan budaya asli kami orang Jawa selagi
tidak melenceng dari agama.
Mari kita mengenal lebih dekat
tentang Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang
cukup besar yang berpegang teguh pada hadist dan al-qur’an. Muhammadiyah
didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18
November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan Kyai Haji Ahmad
Dahlan. Organisasi Muhammadiyah
didirikan bertujuan untuk menghapus pemahaman-pemahaman yang salah dan
melenceng dari agama Islam dan menghapus kebiasaan adat dan tradisi yang tidak
di anjurkan oleh Islan. Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menjujung tinggi
agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya atau
kata lain Muhammadiyah mengajarkan nilai-nilai pemurnian agama islam.
Hingga
kini Muhammadiyah terus mengalami perkembangan dan peningkatan setiap tahunnya, terutama dalam bidang pendidikannya
Muhammadiyah mengalami perkembangan yang pesat mereka mendirikan banyak sekolah
mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Sekolah menengah Akhir (SMA) hingga Perguruan Tinggi yang mengajarkan
ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
Mereka
terus menerus meningkatkan kualitasnya di dunia pendidikan, berharap kita
menjadi generasi penerus bangsa yang tau dan paham tentang agama. Muhammadiyah
bukan saja mengajarkan ilmu agama tetapi juga menerapkan ilmu pengetahuan umum,
bukan hanya mengejar akhirat tetapi dunia sebagaimana kita hidup harus memahami
konsep hidup di dunia dan mengikuti segala perkembangan secara Islami.
Penulis : Dyah Ayu Ratna Manggalih (mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Purwokwerto)
Zerlinda Prima Humaira (2211010009)
BalasHapusDidaerah saya masyarakatnya lebih banyak menganut organisasi Nahdhatul ulama dan ada juga yang menganut organisasi Muhammadiyah. Kedua organisasi tersebut memiliki pemikiran berbeda namun, tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan
HapusTuti Nurul Aini
BalasHapus2211010008
Cerita dan pengalaman diatas sama persis dengan saya,yang lahir dilingkungan NU dan saya hanya tahu sedikit tentang Muhammadiyah. Semenjak saya kuliah di UMP mendapatkan informasi yang lebih tentang kemuhamadiyahan.
HapusFifi Nur Fathonah(2211010007)
BalasHapusLingkungan yang masih Netral bercampur Muhammadiyah dan NU tetapi di lingkungan saya mayoritas Muhammadiyah Walaupun ada dua organisasi berdekatan tetapi berjalan dengan baik saling menghormati satu sama lain.
HapusSaya mengenal muhammadiyah pada saat sd sampai akhirnya masuk di smp muhammadiyah, dan sekarang telah menjadi kader muhammadiyah.
David Aditya Ahmadi (2211010023)
BalasHapusFuad Hasyim 2211010006
BalasHapusJeslin Oktavia (2211010070)
BalasHapusAJENG SAFITRI RAHAYU
BalasHapus2211010066
KEP D3 B
M. TAUFIQURROHMAN
BalasHapus2211010054
Dyah Ayu Ratna Manggalih
BalasHapusDi lingkungan saya netral ada yang NU dan ada yang Muhammadiyah tetapi mayoritas lingkungan saya Muhammadiyah, dan orang yang NU dan Muhammadiyah juga tidak saling membedakan -bedakan,tapi saling membantu, contohnya pada saat NU mengadakan acara orang Muhammadiyah membantu acara tersebut dan sebaliknya.
BalasHapusAdien aisha amalia
NIM 2211010013
A(semester 3)