Sudah diketahui bersama bahwa negara Indonesia ialah negara yang
memiliki berbagai keberagaman dalam berbagai hal, seperti suku, budaya,bahasa,
agama dan lainnya. Wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke terdapat banyak
corak agama yang berbeda satu sama lain.
Agama yang sah secara hukum di Indonesia ialah agama Islam, Kristen, Khatolik,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Mayoritas agama penduduk Indonesia ialahagama Islam
dan yang lainnya bersifat minoritas. Perbedaan yang ada menjadi sebuah kekayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia tetapi juga menjadi tantangan tersendiri bagi
keutuhan umat beragama. Plurarisme merupakan sesuatu yang harus disikapi dengan
bijak agar tidak terjadi kesalah pahaman.
Dinamika keagamaan di Idonesia perlu diperhatikan karena masih
maraknya intoleran antarumat beragama. Setiap penduduk dipersilahkan memilih
satu agama untuk diyakini dan dijalankan dalam kehidupan. Tidak ada agama yang
mengajarkan hal negatif akan tetapi mengajarkan hal-hal yang positif. Budaya
keagamaan di masyarakat cenderung ke arah pemahaman eksoteris sehingga
menimbulkan sifat ekslusif di kalangan masyarakat. Paham eksoteris ini bisa
menjadi pemicu implikasi hubungan antara agama mayoritas (Islam) dan agama
minoritas (non Islam) . Nilai – nilai antar agama yang satu dengan yang lain
tidak seragam sehingga mereka menganggap bahwa kepercayaan merekalah yang
paling benar. Adanya identifikasi
terkait hal ini sebab tidak sedikit dalam praktik keagamaan yang merasa
agamanya lebih ekslusif dan istimewa daripada ajaran agama lain. Moral
esoterislah yang harus didengungkan karena akan menjadi paradigma penting dalam
perdamaian umat manusia.
Gerakan atau aktivitas keagamaan yang masih berpegang pada
konservatif dan fundalisme menjadi
penyebab sulitnya perkembangan rasa saling menghargai. Sifat inklusif antar
manusia perlu diterapkan agar ada keterbukaan terkait rasa saling menghormati
perbedaan yang ada. Sebagian besar lingkungan yang ada di Indonesia mempunyai
problematika karena perselisihan mengenai agama, adat istiadat ataupun perihal
lainnya. Walaupun begitu, beberapa perkumpulan tokoh agama banyak yang membahas
bahwasanya perdamaian akan membawa ke titik
semangat toleransi. Sekitar 56 % penduduk Indonesia bertempat tinggal di Pulau
Jawa sedangkan sisanya menyebar ke berbagai wilayah lain seperti, Kalimantan,
Sumatra, dan lainnya. Data tersebut menunjukkan Pulau Jawa lebih rentan terjadinya
kesalah pahaman antar umat yang keyakinannya berbeda. Pentingnya toleransi
sangat dibutuhkan demi mempertahankan keadilan untuk sesama.
Hidup di daerah yang memiliki beraneka agama harus menghilangkan
rasa intoleransi dalam diri. Tidak hanya Islam yang berhak ada di Indonesia
tetapi agama lain juga mempunyai hak untuk dianut oleh jemaatnya. Pengamatan
terhadap kondisi keagamaan lingkungan sekitar perlu diperhatikan supaya tidak
terjadi konflik berkelanjutan. Salah satu kota yang bisa dijadikan contoh keberagaman
adalah Purwokerto. Demografi keagamaan di Purwokerto bersifat pluralisme sebab
ditemukannya beberapa agama di kota tersebut. Tonggak keharmonisan keberagaman
harus dikembangkan agar tidak membuka peluang diskriminasi terhadap kaum
minoritas. Apapun agama yang dijadikan pedoman dalam hidup akan membentuk
sebuah karakter atau sifat manusia ke arah yang lebih baik kedepannya.
Fenomena sosial keagamaan menjadi bukti empiris betapa tidak mudah
meyakini seseorang yang berbeda pandangan. Kekerasan dalam membela agama setiap
individu terkadang masih kerap
dilakukan, meskipun begitu kesadaran toleransi era sekarang sudah mulai ditanam
dalam kehidupan. Hidup berdampingan
dengan adanya ketidaksamaan antarmanusia
harus menjadi hal wajar yang perlu disikapi dengan ketulusan hati. Pada zaman
global saat ini, ada kalanya tidak terlalu terbuka, tetapi bukan berarti kita
menutup diri untuk tidak menerima eksitensi keberadaan agama lain. Toleransi
dalam beragama salah bentuk keterbukaan kita supaya mendorong praktik
harmonisasi antarumat beragama.
Pluralitas agama sangat berkembang tumbuh di masyarakat Indonesia.
Selain dari enam agama yang legal, masih ada agama leluhur yang dianut sebagian
kecil rakyat Indonesia. Ada salah satu suku di Indonesia yaitu Suku Baduy yang
bersifat primitif dan anti modernisasi dan suku ini merupakan suku asli Sunda
Banten. Dari segi pakaian, cara memasak, maupun mempertahankan hidupya sangat
berbeda dengan manusia pada umumnya di zaman sekarang ini. Agama yang mereka
yakini ialah agama pemujaan kepada arwah nenek moyang. Sangat ekslusifnya
mereka untuk tidak mau menerima dunia luar masuk kedalam kehidupan mereka.
Budaya eksoteris ini salah satu penghambat terjalinya kerukunan umat beragama
di Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa identitas agama di Indonesia sangat
beragam. Banyaknya identitas agama tidak menjadikan negara Indonesia mempunyai
ideologi dengan agama tertentu, namun berideologikan dasar negara Pancasila.
Beberapa agama tersebar di berbagai daerah di Indonesia termasuk
Kota Purwokerto. Tersedia banyak tempat ibadah sesuai keyakinan yang diperuntukkan umat untuk melakukan
kewajibannya. Pemeluk agama Islam jauh lebih dominan daripada pemeluk agama
lain. Dinamika masyarakat muslim Indonesia terlihat adanya pembagian beberapa
golongan , yang paling terkenal adalah golongan Nahdlatul Ulama dan golongan
Muhammadiyah. Diantara Nu dan
Muhammadiyah memiliki sedikit perbedaan dalam tata cara melakukan ibadah karena
dasar mahzabnya berbeda. Walapun demikian,
Kedua golongan tersebut termasuk ke dalam agama Islam yang hanya meyembah Allah
SWT. Sosial keagamaan di Indonesia sangat plural sehingga memicu potensi adanya
riset keagamaan dan hal ini juga bisa menjadi potensi konflik antar umat
beragama yang mana perlu diwaspadai.
Peningkatan rasa toleransi antar umat mulai terjaga sesuai
pengamatan mengenai kondisi keberagaman di Indonesia khususnya wilayah
Purwokerto . Toleransi merupakan
perilaku saling menghargai antarsesama yang harus dipegang erat demi mencapai
masyarakat madani. Tak jarang letak masjid dan gereja yang berdekatan atau
bahkan bersebrangan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik, artinya umat
islam dan non muslim bisa berbaur satu sama lain. Setiap kepercayaan atau agama
pasti mengandung nilai – nilai yang menjadi tuntunan dalam hidup. Latar
belakang agama manapun mempunyai ajaran untuk berbuat baik pada manusia. Walaupun tidak tahu secara pasti, apakah semua
rakyat Indonesia menjalankan ajaran agamanya atau hanya sekadar formalitas.
Dalam kehidupan sehari – hari manusia akan hidup beriringan dan
berdampingan sehingga persatuan perlu dipertahankan tanpa mempedulikan
perbedaan. Orientasi pada zaman yang akan datang harus bisa membangkitkan
ikslusifme dan mengikis ekslusifme. Berbagai perspektif mengatakan sebagian
besar umat Islam relatif toleran terhadap umat non muslim. Keterlibatan umat
Islam dalam melakukan gotong royong dan bekerjasama di berbagai bidang dengan
umat lainnya membuat hubungan antara keduanya semakin dekat tanpa memperhatikan
kondisi keagamaan yang berbeda. Keberadaan umat Kristen di Indonesia berada
diurutan kedua yang mana memiliki penganut dalam jumlah yang cukup banyak. Pada
dasarnya kerukunan umat beragama bersifat internal agama dan antaragama
sehingga semua agama terpelihara dengan baik.
Hasil analisis keberagaman agama di
lingkungan sekitar terlihat bahwa mereka telah merepresentasikan rasa
saling menghormati dan menghargai sesama penduduk serta tetap bepegang teguh
pada ajaran masing - masing. Walaupun begitu, masih ada sebagian kecil kelompok
keagamaan yang menutup diri atau menghindari
pergaulan dari umat agama lain. Perbedaan bisa dijadikan alat pemersatu
bangsa yang mana harus dipelihara agar terciptanya kerukunan umat. Di suatu
daerah mestinya ada berbagai latar belakang manusia yang tidak sama sehingga
multikulturalisme akan terus ada dilingkungan sekitar. Setiap agama memiliki
budaya yang berbeda, namun corak kebudayaan yang beragam bisa menambah
pengetahuan bahwa dunia ini sangat luas dan mempunyai makna atau maksud tertentu.
Tuhan menciptakan beribu perbedaan agar manusia dapat menjalankan apa
yang mereka pilih dan tidak mendiskriminasi sesuatu atau pandangan yang
berbeda. Semua manusia mempunyai hak menerima dan menolak sesuatu tetapi untuk keberlangsungan hidup di
negara Indonesia hendaknya menumbuhkan sifat nasionalisme dengan bertoleransi
antar manusia.
Penulis : Mirna Hasanah (mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi
Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Dengan adanya keberagaman di Indonesia tentunya menjadikan kita harus lebih bijak dalam bersikap seperti, sikap toleransi, ataupun sikap istiqomah dalam beragama. Meskipun kita berpegang pada suatu madzhab jangan menjadikan kita fanatik terhadap madzhab tersebut sehingga menolak pendapat ulama yg lain. (Putri)
BalasHapusNama : Jujun
BalasHapusNIM :1902010099
sikap eksklusif ini, banyak menjangkit masyarakat muslim di Indonesia, Pertumbuhan kesadaran beragama Islam seringkali tidak dibarengi dengan kesadaran kritis dalam beragama. Kesalehan jadi semata-mata urusan simbol belaka; peci, celana, sorban dan sarung. Sikap ini biasanya dibarengi dengan sikap intoleran terhadap prilaku keagamaan orang lain baik intra agama maupun antar agama.