Pengalaman Spiritual Atlet Badminton Muslim di Italia

Perjalanan hidup manusia tidak ada yang bisa diketahui entah kemana nanti, kita harus menikmati proses dari kehidupan kita. Alhamdulillah saya mendapatkan rezeki yang orang pengin dan itu jarang orang dapatkan. Saya mendapatkan informasi ini dari pelatih saya dari Djarum yang bernama Fendy Iwanto, saya ditanyakan terlebih dahulu waktu itu. Fajar apakah kamu sudah mendapatkan Job di luar negri, dan saya menjawab belum coach, dari situlah saya mendapatkan nya keluar negeri yaitu italia.

Saya diberikan kontak dari pelatih saya untuk menghubungi Direktur kepala pelatih di sana dan yang ternyata dari ukraina,setelah komunikasi itu berjalan dengan kontrak di sana bagaimana, sistem kerja di lapangan, tempat tinggal, makandan gaji. Saya berkomunikasi dengan kedua orang tua saya dan mengobrol banyak tentang ini, orang tua setuju dan saya juga meyakinkan diri saya untuk pergi ke Italia, karena ini sebuah pengalaman pertama saya pergi ke negara orang dengan sendiri dan yang sebelumnya saya dengan teman saya ke spanyol.

Alhamdulillah semua berlanjut dengan baik dan saya menyiapkan berkas berkas yang penting untuk pergi ke jakarta dengan mama saya. Saya bersyukur karena pembuatan visa itu tidak dipersulit oleh kedutaan Itali, setelah visa ready berkomunikasi dengan Directur ukraina dan dia langsung memesan tiket pesawat dan kepentingan untuk pergi ke Itali.

Perjalanan dimulai saya berpamitan dengan papa, mamadan adik saya. Perjalanan yang saya tempuh sangat melelahkan karena penerbangan saya dari Jakarta itu kQatar dengan menumpuh 6 jam. Setelah saya sampai di Qatar saya harus menunggu lagi selama 8 jam di bandara, dan dari Qatar ke Itali itu selama 9 jam saya di pesawat.

Sesampainya di Itali bandara Malpensa,  saya harus menaiki bus untuk perpindah bandara Bergamo dengan waktu 2 jam dan saya terbang lagi dari Bergamo ke Caliagri 2 jam perjalanan dan total perjalanan saya 27 jam sampai di rumah saya berberes beres untuk istirahat setelah perjalanan.

Pagi harinya direktur memperkenalkan pemain pemain ke saya yang junior dan seniornya, dan juga rumah yang di pakai bareng bareng seperti home stay. Setelah itu saya pergi ke super market besar untuk membeli kebutuhan makanan buat keseharian saya di sana. Saya diperlihatkan tempat latihanya gor dan fasilitas yang lain gym, ruang ganti, tempat menyenardan yang lainya.

Untuk progam latihan selamat hari Senin sampai dengan Sabtu. Sehari dua kali latihan, kecuali Rabu dan Sabtu, sedangkan hari Minggu untuk istirahat penuh. Saya beradaptasi dengan cuaca, lingkungan sekitarnya, dan waktu yang berbeda 6 jam dari indonesia. Sementara untuk cuaca sekitar 2-15 derajat, di sana saya harus menjaga kondisi yang benar-benar dikarenakan aktivitasnya padat dan untuk mempersiapkan pertandingan selanjutnya untuk pemain.

Di sini, di Caliagri mayoritas penduduknya beragama Katolik dan Kristen. Jadi banyak sekali gereja di sekitar tempat saya tinggali, oleh sebab itu untuk mengetahui jadwal sholat, saya mendowload aplikasi yang bernama Muslim Pro, sebuah aplikasi yang menyediakan watu dimana sholat dan waktu itu menyesuaikan dimana kita berada. Waktu shubuh itu sekitar 05.00, waktu dzuhur 12.40, waktu ashar 17.00, magrib 19.30 dan waktu isya 21.10. Saya berusaha mencari masjid dan saya menanyakan ke direktur saya. Dia menjawab tidak mengertikarena dia beragama katolik kemungkinan berada di kota harus menempuh waku 45 menit sampai kota, oleh sebab itu waktu sholat Jum’at saya menggantinya dengan sholat dzuhur.

Waktu puasa pun tiba. Saya melihat jadwal puasa dan waktu sholat karena saya kaget sedikit berubah jam yang awalnya berbedaan waktu itu 6 jam berubah menjadi 5 jam. Alhamdulillah, puasa pertama saya jalankan diwaktu yang sedang libur latihan karena harus memperingati hari Italia disana. Butuh perjuangan di sana karena melawan dinginnya cuaca, meskipun sebentar lagi musim panas, terlebih waktu puasa itu dimulai jam 04.45 sampai dengan 19.50.

Saya sangat bersyukur selama menjalankan puasa di sana tidak ada sakit. Atau yang membuat orang tua khawatir di sanasaya mendapatkan total 5 puasa dan yang saya sangat senang sekali, saya khatam Alquran di negri orang seperti tahun lalu khatam di Spanyol. Lebaran pun tiba, saya pun sedih karena 4 tahun saya tidak berkumpul dengan keluarga saya dan hanya lewat vidio call saja. Bahkan di waktu lebaran pun, saya harus menjalankan tanggung jawab saya sebagai pelatih dan sparing pemain yang mengharuskan ada latihan.

Alhamdulillah banyak pengalaman yang baik dan banyak yang saya harus ambil. Dari lingkungunya, orang orang yang selalu repect dan menghargai. Dan kabar yang paling menyenangkannya lagi, ketika kontrak saya sudah selesai 90 hari di Itali. Saya pun ditawari lagi untuk kembali lagi, jadi yang saya latih itu pemain Ukraina yang sedang di Itali mencari zona aman karena Ukraina dengan Rusia sedang perang, sehingga mereka mencari homebest untuk berlindung dan melanjutkan karir yang sudah dibangun dari kecil. Kabarnya untuk planing terdekat adalah bermain di Olimpiade Paris 2024, sehingga kami harus sama-sama berjuang dalam senang dan susah.

Ini kisah saya selama di Italia banyak perjuangan yang saya hadapi dari yang jauh dengan orang tua, yang harus memasak sendiri, menjaga kondisi agar selalu sehat, sedikit mengalami cidera. Namun, Alhamdulillah sehat kembali, susah senang pun saya jalani, dan saya selalu motivasi saya sendiri. Semoga dari kisah ini harapan saya buat diri saya sendiri, tetap menjadi orang yang rendah hati, selalu menjadi lebih baik kedepanya, menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar, dan saya mengucapkan terimakasih untuk orang-orang di sekitar saya yang sudah mensuport saya sampai di Itali. Dan harapan saya buat yang lain, maksimalkan waktu yang ada, kembangkan bakat kalian setinggi tinggi langit, jangan menyerah ketika kita mempunyai impian yang kita inginkan, dan selalu libatkan Allah di setiap aktivitas. Aamiin.

Penulis : M. Fajar Ardi Pradana (mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama