Hallo saya Diva berasal dari Kota Tegal yang menjadi mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto saya di sini akan menceritakan pengalaman kehidupan saya semenjak menjadi mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ya sudah jelas bukan dengan kata Muhammadiyah di sini?dan apa yang mau saya ceritakan?
Sebenarnya sedikit kaget juga dari dulu hidup di lingkungan yang mayoritas NU eh tapi sepertinya tidak tetangga desa itu mayoritas muhammadiyah tetapi karena saya belum mengerti dan saya kira sama aja tetapi setelah di kampus ada matkul kehumammadiyahan jdi saya tau ya walaupun saya dari TK sampai SMA ikut ajaran yang bisa di katakan ajaran NU dari mulai bacaan sholat dan kegiatan agama lainnya. Awal pertama kali masuk kuliah waktu kegiatan ospek di situ lah saya merasa aneh dan kaget ntah saya yang kurang pengetahuan atau memang di rumah ngga ada lingkungan Muhammadiyah.
Waktu kegiatan ospek memang tidak ada yang aneh tetapi setelah jam sholat dan saya ikut sholat berjamaah di masjid dan disitu saya merasa setiap rakaat selalu ketinggalan terus bacaan saya belum selesai tetapi tiba-tiba udah ruku’, i'tidal dan sujud dan saya cuma mengikuti gerakannya saja sampai salam hehehe, setelah selesai sholat waktunya makan lalu di sela waktu makan saya ngengobrol sama temen sekelompok saya dan iseng membahas tadi soal saya sholat yang tiap bacaannya ketinggalan dan 1 temen saya juga merasa sama seperti saya lalu temen yang satu bilang
"Hah ko bisa sampai ketinggalan"? (sambil ketawa kecil) lalu bilang
"Kalian tadi bacaannya NU yah?"
Lalu kita berdua menjawab dengan kompak "iyaa"
Teman saya menjawab "oh pantes aja disini tu bacaannya Muhammadiyah jadi agak cepet dikit" saya dan temen satunya
"Oalaa gitu jadi beda yah bacaannya,pantes aja ketinggalan".
Dan dari saat itu saya jadi tidak pernah lagi ikut sholat berjamaah bareng lagi dan lebih memilih sholat sendiri setelah sholat jamaah selesai tujuannya supaya sholatnya bisa lebih fokus hihi ngga cuma ikut gerakannya aja sutttt kalian jangan gitu yahh saya cuma satu kali ko ngga diulangin lagi wlee,lalu kalian tau ngga saya punya pengalaman lagi.
Pada saat masih semester 2 saya ngekost di daerah kampus 1 karena banyak makanan hihi dan pada malam hari ngga sengaja melihat ada orang meninggal di dekat kost otomatis setiap hari melewati rumah tersebut dan pada malam ke 3 atau keberapa itu lupa rumahnya sepi tidak ada orang yang slametan dan saya tanya ke temen kost
"Loh, ko sepi yah bukannya kemarin ada orang meninggal?"
Lalu teman saya jawab "ya kenapa kan emang gitu" saya jawab dalam hati (owalah ternyata gitu) berbeda sama di kampung saya yang kalau biasanya ada acara tahlilan sampai dari 7 hari,40 hari,1 tahun dan sampai semampu keluarga yang di tinggalkan mau sampai kapan acara tersebut di laksanakan. Ada satu pengalaman lagi ni waktu kost di daerah kampus 1
Ketika bulan puasa datang dan saya pertama sholat tarawih di Universitas Muhammadiyah Purwokerto pun saat itu lumayan kaget karena cuma 11 rakaat bisa dibilang sangat cepat dan sehabis sholat dikasih takjil tidak seperti dikampung saya yang sampai 22 rakaat terkadang ada yang tidak sampai selesai dan anak-anak kecil bisa disambi jajan dan selesainya bisa sampai jam setengah 9 malam tetapi tidak di kasih takjil hehe maklum yaa kota kecil ngga seperti di purwokerto. Eitss janji kali ini terakhir deh satu cerita lagi nih
Setelah libur akhir semester 2 kemaren yang sampai 3 bulan itu saya keluar dari kost dan memilih tinggal di bude dan pada saat itu bertepatan dengan maulid nabi dan pada waktu di rumah sebelum ke Purwokerto saya sempat mengikuti acara maulidan di masjid dan pindah dari rumah ke rumah warga dengan bergilir yang isi acarana dengan membaca perjanji dan terbangan (memukul alat musik rebana) ramai riuh suasana di malam hari bersama mulai dari anak-anak,remaja masjid dan ibu-ibu setempat lalu pulangnya dapat bingkisan (jajanan,makanan matang ataupun mentahan) akan tetapi amat sangat berbeda dengan di purwokerto suasana di purwokerto berbanding terbalik (sepi dan tidak ada suara pengajian apapun) tetapi waktu tanggal berapa nggak tau lupa saya hehehe itu sempat dengar suara orang nyanyi mars NU (ngga tau namanya intinya itu lah) dari kejauhan pada jam 4 pagi sampai jam setengah 6 tetapi kurang tau itu acara apa tetapi setau saya kebanyakan orang-orang di sekitar rumah bude itu Muhammadiyah tetapi ntah itu orang nyanyi NU (yalalwaton) rame-rame.
Disini saya Cuma menceritakan pengalaman pribadi saya yang menurut saya pribadi sedikit unik dan tidak ada unsur membandingkan antara NU dan Muhammadiyah, selama 1 tahun saya hidup di purwokerto sedikit merasa kaget dan aneh antara Muhammadiyah dan NU karena perbedaannya lumayan krasa bagi saya tetapi tidak jadi masalah karena masih sama sama agama Islam.
Penulis : Diva Angghyta Amaliya (mahasiswa Keperawatan D3 Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Saya juga punya pengalaman unik pas lagi bulan puasa, karena saat traweh imamnya adalah Muhammadiyah jadi kita yang setelah selesai traweh pulang sedangkan yang jamaah NU bingung lah kok pulang duluan akhirnya banyak orang NU yang ikut pulang
BalasHapusRizka Adelia_2211010040
HapusPengalaman hidup sebagaimana saya kemukakan secara singkat di muka, menjadikan komunikasi saya dengan berbagai kalangan tidak ada hambatan apa-apa. Selama ini, saya merasa begitu mudah bergaul dengan siapapun, baik dengan orang NU, orang Muhammadiyah, maupun dengan kelompok manapun lainnya. Sejak masih muda, saya sudah bertemu dengan KH Abdurrahman Wahid, Muslim Abdurrahman, Djohan Efendy, Nur Cholis Madjid, A. Malik Fadjar, Syafi'i Maarif, Amien Rais, dan juga dengan para Kyai Pengasuh pesantren. Selain itu, pada setiap lima tahun sekali diselenggarakan muktamar NU, saya selalu hadir, dan demikian pula ketika diselenggarakan muktamar Muhammadiyah. Lebih dari itu, saya pernah menjadi pengurus Muhammadiyah hingga pada tingkat pusat dan demikian pula, saya juga menjadi pengurus NU, baik di tingkat cabang, wilayah, hingga di tingkat pusat.
BalasHapusGuntur Wicaksono HP
BalasHapus2211010010
stefanny cristiana margareta
BalasHapus2211010047
Tiyas dwi puspitasari
BalasHapusTalitha Dewani 2211010001
BalasHapusTiyas dwi puspitasari
BalasHapus2211010018
Nadyya Hasna S
BalasHapus2211010029
Muhammad Rizqi A 2211010014
BalasHapusKurnia Asih Sari 2211010016
BalasHapussaya juga memiliki pengalaman tahun lalu saat muhammadiyah dan NU hari raya idhul fitrinya berbeda, waktu itu keluarga saya yang tinggal di lingkungan muhammadiyah lebih dulu silahtuhrahmi untuk saling maaf” an tetapi karna di lingkungan saya idhul fitrinya hari selanjutnya saat mereka datang kami sekelurga kaget karna di tempat kami masih berpuasa sedangkan mereka sudah tidak, jadi tidak ada suguhan opor yang biasa di buat setiap tahunya padahal mereka sudah menunggu mau makan opor hhhhh
HapusAlika Tri Puspa Ranti 2211010031
BalasHapuspengalaman saya waktu dibulan puasa tahun kemaren saya berada dikost sokaraja yg mana deket dengan masjid muhammadiyah, saya melakukan sholat tarawih dimasjid tersebut awalnya saya kaget kok sholat tarawih disitu lama banget beda dengan NU, pada saat itu sholat tarawih masih berlanjut tetapi saya pulang duluan.
BalasHapusTiyas dwi puspitasari
2211010018
Ini bohong pak
HapusDiva Alfandin
BalasHapus211110035
Saya juga mempunyai pengalaman dimana imam masjid di komplek saya adalah seorang Muhammadiyah dan kebanyakan warga di komplek saya yang sholat di masjid tersebut adalah NU
Saya juga mengalami pengalaman yang sama seperti cerita yang diceritakan oleh mba Diva dari kota Tegal diatas. Saya adalah mahasiswa yang berasal dari Bali yang agama islamnya sangat sedikit dan ormas islam di sana mayoritas adalah NU. Semenjak saya kuliah di UMP saya mendapatkan materi perkuliahan sholat Muhammadiyah oleh dosen P. Muamar dan semenjak itu saya banyak menemukan perbedaan yang lumayan banyak antara Muahammadiyah dan NU. Bacaan sholat nya pun banyak yg berbeda kalau di Muhammadiyah lebih singkat, sholat subuh pun tidak wajib memakai Qunud. Banyak perbedaaan lainnya yang saya rasakan semenjak kuliah di UMP tetapi saya menghargai bahkan saya juga ikut mempelajari nya karna menurut saya tidak masalah berbeda cara beribah yang terpenting tujuannya adalah satu yaitu beribadah kepada Allah SWT.
BalasHapusNama : Atma Afrighadi Maandari
NIM : 2211010002
Prodi : D3 Keperawatan
Semester : 3
Sheptian Octavialova
BalasHapus2211010021
Saya punya pengalaman di desa tempat tinggal saya mayoritas adalah NU namun saat sholat tarawih menggunakan jumlah sholat Muhammadiyah, menurut saat itu sangat menarik karena dri sudut pandang saya Muhammadiyah dan NU memiliki perbedaan yg sagat besar, namun setelah saya kuliah di universitas Muhammadiyah ternyata perbedaan tersebut tidak begitu besar, hanya saja saling toleransi sesama umat Islam
BalasHapusAnisa Sherly Martina
2211010093
Saya juga mempunyai pengalaman seperti itu saya tahu Muhammadiyah semenjak masuk universitas dengan dijelaskan ternyata Muhammadiyah dan NU berbeda alurnya saya tadinya mengira kalau agama Islam itu aluran NU saja ternyata semenjak saya tau ada Muhammadiyah saya berkuliah di universitas Muhammadiyah saya jadi tau ajaran Muhammadiyah dengan NU berbeda
BalasHapusNama : Salsa fisabil syahputri
Nim : 2211010048
saya punya pengalaman tentang perbedaan NU dan muhammadiyah, di lingkungan saya sendiri mayoritas NU dan ada pendatang baru Muhammadiyah, tetapi pendatang tersebut tidak terlalu akrab dengan warga sekitar sehingga tidak banyak informasi yang saya dapat, lalu saya berkuliah di UMP baru di perkuliahan ini saya mendapatkan banyak informasi tentang latar belakang Muhammadiyah, entah dari lingkungan ataupun dari mata kuliah kemuhammadiyahan
BalasHapusStefanny cristiana m
2211020047
Didaerah sekitar saya, pada saat hari raya idul adha. Didaerah bagian selatan dan Utara melaksanakan sholat id di waktu yang berbeda (berbeda hari).
BalasHapusAninda Fitri Anaysa (2211010044)
Sulistia Nurwijayanti (2211010079)
BalasHapusAdvina salsabillah farizqi 2211010082 keren polllll hadir pak
BalasHapusSynta larasati (2211010045) Dilingkungan sekitar saya peminat/penganut Muhammadiyah masih jarang kebanyakan NU. Tetapi tidak mengubah cara pandang mereka tetap menjalin silahturahmi , hidup rukun dan saling membantu dan menghormati perbedaan yang ada.
BalasHapusPutri Anbyaa Primudita (2211010085)
BalasHapusJeslin Oktavia
BalasHapus2211010070
M. Taufiqurrohman
BalasHapus2211010054
AJENG SAFITRI RAHAYU
BalasHapus2211010066
Diva Angghyta Amaliya (2211010086)
BalasHapusISNA NUR KARIMA
BalasHapus2211010064
YODHA RAZAN P
BalasHapus2211010069
Dera Wanda Yanti
BalasHapus2211010077
Eliya Warzaniyah (2211010024)
BalasHapusCerita ini hampir sama dengan kehidupan saya saat pertama kali mengenal Muhammadiyah. Namun, dari sinilah saya sadar akan keberagaman agama Islam. Saya sadar Islam sangatlah indah dengan segala perbedaannya namun bisa tetap bersatu
Amelia Sandri
BalasHapus2211010062
Neriza Aziza Rahma
BalasHapus2211010061
Nanit Husnah Iftiani_2211010081
BalasHapusMaulani Putri Meitasari
BalasHapus2211010060
Melinda Dwi Herlina Susanti (2211010067)
BalasHapusShelsa Oktaviana (2211010073)
BalasHapusKartika putri Sh (2211010004)
BalasHapusRegita Maslahatun Inayah (2211010037)
BalasHapusSaya juga memiliki pengalaman tentang muhammadiyah yaitu tentang puasa dan idul fitri. Mayoritas di daerah saya itu NU dan waktu puasa dan sholat ied nya mengikuti pemerintah. Namun saat saya merantau disini didaerah muhammadiyah itu sangat berbeda, waktu puasa dan sholat ied nya sehari lebih awal dan sholat teraweh nya hanya 11 rakaat namun sedikit lebih lama dari NU
Zhuhroh Indras Sworo (2211010058)
BalasHapusLiana Rahayu 2211010072
BalasHapusEsa Putri Aliyah (2211010091)
BalasHapusZulfa Wafiroh 2211010083
BalasHapusLifit Merlita Misniah Putri 2211010075
BalasHapus