Kokam Edukasi Agar Menanam Pohon

Bangsa Indonesia pada dasarnya terdiri atas keberagaman budaya dan suku yang berbeda. Setiap daerah mempunyai karakteristiknya masing-masing. Adanya keanekaragaman sosial dan budaya mempengaruhi keberadaan suku bangsa, faktor geografis, kontak budaya ataupun mata pencaharian. Indonesia yang juga memiliki banyak komunitas agama, yang dibuktikan dengan beberaga agama yang telah diakui oleh negara ini, yaitu Islam, Hindu, Budha, Protestan, Kristen, Katolik, dan Konghucu.

Penduduk Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam. Mengacu pada data demografis yang saya cari di situs Kementrian Agama, di tahun 2020 persentase yang dimiliki pada saat itu mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 29,6 juta jiwa.  Semua agama pun memiliki dasar ajaran dan ibadah masing masing dan semua juga tetap di satu tujuan yaitu kebenaran dan mencari kedamaian di dunia dan akhirat. Sama halnya dengan organisasi yang berada dibidang keaagamaan (Islam) yang tidak memiliki hubungan dengan lemba pemerintahan bergerak untuk menuntun masyarakatnya menuju arah kebaikan. Salah satunya adalah Persyerikatan Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Prinsip yang diterapkan di Muhammadiyah sendiri merupakan hasil pemahaman yang ada di ajaran islam termaktub di dalam Al-Qur’an dan as-sunnah.

Di Banjarngeara sendiri organisasi Muhammadiyah telah eksis khususnya di daerah Kabupaten Mandiraja dan sekitarnya. Semangat juang Muhammadiyah yang saya ketahui pun ditandai dengan aktivitas sosialnya dalam aspek Pendidikan yang melahirkan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP (MTS), dan juga SMA (MA). Bahkan di kota ini sudah menjelajahi aspek Kesehatan seperti dibangunnya Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Setelah saya menganalisis dan mencari tentang kegiatan apa saja yang pernah dilakukan oleh Muhammadiyah di Banjarnegara yang saya dapat berada di Suara Muhammadiyah blogspot, pada saat merayakan Milad Muhammadiyah yang ke-108, Muhammadiyah mempunyai komitmen akan membangun negeri ini dengan aksi sosial dan mengambil peran nyata dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi warga setempat dengan memanfaatkan lahan bantaran sungai atau lahan warga setempat untuk ditanami pohon penghijauan.

Pada saat itu, kondisi didesa sedang terkena kendala masalah air bersih pada saat musim kemarau. Hal ini masih sama dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Kurangnya edukasi akan pentingnya gerakan penanaman pohon masih belum tersosialisasikan kepada masyarakat, terutama untuk tumbuhan yang memiliki fungsi konservasi dengan mengajak masyarakat untuk terlibat. Kondisi ini terjadi di daerah Sisi selatan Kabupaten Banjarnegara yang tepatnya di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, mendorong Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah atau biasa disebut KOKAM Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Mandiraja untuk mencetuskan ide dan bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mandiraja berkolaborasi antara Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Banjarnegara dan Klinik Utama PKU Muhammadiyah Merden untuk membangun konservasi dengan menanam pohon Aren serta memadukannya dengan tanaman buah-buahan.

Pada aspek keagaaman, Muhammadiyah di kabupaten Mandiraja juga selalu mengadakan dakwah rutin di ahad pagi. Metode dakwah yang digunakan melalui dakwah bil lisan (melalui perkataan) seperti ceramah, khutbah, diskusi, dan nasihat-nasihat. Hal ini dilakukan agar masyarakt di Kabupaten Mandiraja memperdalam ajaran Islam dengan jalan diskusi. Bersama seorang ustad yang diundang oleh panitia. Panitia memanggil seorang ustad yang melakukan dakwah dari luar Kota Banjarnegara. Dengan adanya hal ini banyak masyarakat yang sudah dewasa atau berumur mendatangi masjid didaerah saya. Mereka datang dari luar kabupaten demi memperdalam ajaran Islam. Namun, jarang adanya pemuda era Millenial datang untuk mendengarkan dakwah rutin ahad pagi.

Hal ini ditandai dengan semakin majunya arus globalisasi. Muhammadiyah harus semakin gencar dalam melibatkan anak muda di era Millenial untuk datang ke sebuah pengajian, bagaimana agar pengajian diminati oleh pemuda jaman sekarang. Aspek keagamaan lainnya yang ada di daerah saya adalah adanya kegiatan saat menjelang buka puasa. Kembali lagi mengenai pengajian sore yang diadakan di daerah saya. Pengajian sore rutin dilakukan yang dilanjut acara buka puasa bersama. Buka puasa bersama dilakukan oleh warga desa setempat, ta’mir masjid menjadwalkan para warganya atau bagi siapapun yang ingin menyetorkan makanan secara ikhlas untuk para warga yang akan buka puasa bersama. Makanan disuguhkan tak hanya kepada warga, namun para pendatang atau pemudik yang sedang berhenti untuk menunaikan ibadah sholat maghrib di masjid tersebut. Peran yang dibawakan oleh Muhammadiyah didaerah saya sangat penting, karena hal ini bisa jadi dapat membantu kehidupan seseorang seperti halnya yang dilakukan KOKAM Mandiraja membantu desa tersebut dalam mengedukasi warga sekitar agar menanam pohon.

Penulis : Clarissa Adaira Nisa (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama